Gigih
yang Gigih
Bulan September lalu, gw baca sebuah artikel yang membuat gw cukup terharu sekaligus malu
membacanya. Kisah tentang seorang Office Boy Outsourcing, yang berhasil menjadi
Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Berikut link artikel yang
ditulis oleh Gigih Prastowo, yang merupakan sang Office Boy yang menjadi tokoh
utama:
Gigih,
dari semenjak SMK memiliki Impian untuk berkuliah di FEUI, ia memiliki passion
di sana, terlihat dari gemarnya ia mengikuti berbagai perlombaan mulai dari
kompetisi ekonomi, riset, tangkas trampil perkoprasian sampai lomba artikel
FEKSI. Walaupun menurut penuturannya, salah satu motif nya adalah karena ia
membutuhkan hadiah dari lomba-lomba tersebut untuk membiayai sekolahnya..karena
orang tuanya tidak mampu membiayainya.
Selepas
lulus SMK, Gigih berjuang untuk masuk UI-UGM lewat jalur undangan, namun ia
gagal. Belum menyerah, ia pun mencoba berjuang lewat SNMPTN Tulis, lagi-lagi
gagal. Harapan terakhirnya melalui Seleksi Masuk UI (SIMAK-UI) tahun 2012, dan
tertebak alur ceritanya kan..? yap..dia kembali gagal.
Tak
betah menganggur..dengan mengandalkan ijazah SMK nya, ia mendaftarkan diri
menjadi pegawai outsourcing untuk posisi office boy di sebuah Hotel. Beberapa
bulan kemudian karena kinerjanya yang baik, dia diangkat menjadi Staff Public
Area Attendant. Tugasnya adalah membersihkan Public Area hotel. Dua bulan
kemudian ia berhasil lolos dalam seleksi untuk masuk ke Department Front Office.
Ia berhasil lolos tes karena saat waktu kerjanya selesai..ia terkadang datang
ke Front Office untuk mempelajari sistem kerja di Front Office.
Semangatnya
untuk mengejar mimpi belum padam, hingga akhirnya musim ujian tes masuk
perguruan tinggi tiba, dan Gigih kembali mencoba mendaftar Seleksi Masuk
Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Masuk UI (SIMAK UI).
Hingga
hari pengumuman pun tiba..
“Aku
begitu terkejut ketika melihat bahwa aku diterima di jurusan dan fakultas serta
universitas impianku. Aku diterima di Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas
Indonsia! Aku langsung membisu, hampir lepas tak sadar kala itu. Hedak menangis
tapi masih mencoba mengembalikan kesadaranku. Bahkan temankupun sempat tidak
percaya (begitupun aku). Sampai aku
cukup tenang, aku langsung sujud syukur agak lama tanpa berdoa dan tanpa bisa
berkata apapun karena begitu besar karuniaNya ini. Tak hanya itu, aku mendapat
keringanan biaya kuliah tanpa uang pangkal dan hanya dikenakan Rp. 650.000 tiap
semesternya”
Gigih
Prastowo, sesuai dengan namanya, telah berjuang dengan Gigih! Menolak menyerah
pada keadaan, berani bermimpi dan bangkit berdiri walau jatuh tersandung
berkali-kali.
Gifar
tak BerGigih..
Jujur, selama
di kampus, gw tidak memiliki reputasi sebagai seorang mahasiswa rajin, brilian,
study oriented, aktif di kelas dan
menjadi anggota kelompok idaman dalam sebuah penugasan kelompok.
Yup,
buat yang kenal sama Gifar, Akun 2006, mungkin asosiasi nya akan lebih ke
Senat/BEM atau futsal. Lulus 4 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif diatas 3
sebenarnya sudah merupakan keajaiban buat gw, jika mempertimbangkan tingkat
kehadiran di kelas (dan asistensi) serta partisipasi aktif dalam proses
perkuliahan.
Bisa di
afirmasi ke teman-teman seangkatan, bangku deretan paling belakang atau sebelum
paling belakang udah jatahnya Gifar dan Ulil dan Ronald dan Soniwell dan Fendhi
dan Stell, bahkan dua nama terakhir “lulus” duluan dari kampus sebelum 4 tahun.
(Mending DO dibanding OD, ya ga Stell?)
Jujur,
satu penyesalan terbesar gw selama kuliah adalah bahwa gw tidak menghadiri
Paduan Suara saat acara Wisuda September 2006. Setiap tahunnya, mahasiswa baru
diharuskan hadir sebagai pasukan Paduan Suara, namun saat itu gw tidak
berpartisipasi dalam Paduan Suara, kenapa? Karena gw khawatir suara gw
menghancurkan harmoni ….
Bukan.
Jujur, gw
tidak datang karena: Malas.
Ketidakhadiran
gw ini lah yang membuat gw nyaris menitikan air mata,,
Air mata
malu..
Malu
kepada Ibu dan Ayah, saat satu per satu teman-teman seangkatan yang berpredikat
cum-laude dipanggil ke panggung, pada
wisuda semester Genap 2010..
Sungguh
hati ini perih tak terperi saat itu.
Kenapa gw
tidak antusias di dalam kelas? Kenapa gw selalu duduk dibelakang? Kenapa gw
suka memaksimalkan jatah bolos? Kenapa gw hanya belajar 1 malam sebelum ujian?
Simple.
Karena gw hanya menargetkan lulus 4 tahun. IPK diatas 3. That’s it.
Target
yang relative mudah, yang tak perlu menjadi pribadi Gigih untuk mencapainya.
Target
yang gw yakin akan jauh lebih baik, Andai saja..
Andai
saja gw datang Paduan Suara saat MaBa..dan melihat bagaimana para orang tua
tersenyum bangga kepada anak-anak mereka yang namanya disebut saat daftar nama cum-lauder dibacakan..
Maaf Ibu..Maaf Ayah…..
Gifar
sok Gigih
2 tahun lalu,
atau tepatnya akhir tahun 2011. Entah kenapa, jujur gw agak lupa persisnya
kenapa. Saat itu tiba-tiba saja gw rajin aja buka-buka milis beasiswa.
Tiba-tiba jadi kepo sama temen-temen yang saat itu sedang studi ke luar negeri.
Tiba-tiba jadi buka-buka situs kampus-kampus yang ada di luar negeri.
Tapi dua
nama yang gw ingat, yang saat itu suka gw tanya-tanya pengalaman mencari
sekolah dan beasiswa. Pertama Niken Astria Sakina Kusumawardhani alias Mamih.
Akuntansi 2005 dan Rora Puspita Sari,
Akuntansi 2006. Mamih saat itu sedang di Paris, awardee beasiswa TOTAL (oil company asal Prancis) dan Rora saat itu
di Glasgow.
Oh gw
inget!!! Saat itu (2011) kebetulan BPK sedang moratorium, dan baru akan buka di
tahun 2013 katanya, jadilah gw mulai memikirkan bahwa kuliah S2 diluar negeri sembari menunggu moratorium bisa
manjadi Opsi! Terus akhirnya nanya-nanya deh ke si Mamih dan Rora. Yap, itu dia
momentumnya.
Perburuan
dimulai….
Gerbatama (Gerbang Utama)
Mau
kuliah diluar negeri, TOEFL/IELTS adalah syarat mutlak yang dibutuhkan. Selain
tentunya masalah pendanaaan. Alhamdulillah..orang tua saya tidak mampu jika
harus membiayai saya kuliah di luar negeri..
Jika
mereka mampu, mungkin sekarang saya sudah jadi pemain band merangkap
aktor..*lah..ngawur.
TOEFL/IELTS
itu wajib. Sisanya sunnah. Oleh karena itu, hal pertama yang harus gw tunaikan
adalah mengambil tes TOELF or IELTS. Karena jujur aja Bahasa Inggris gw ga
canggih..jd ya gw coba meningkatkan kemampuan gw dengan cara-cara
menyenangkan..nonton film..denger mp3..baca artikel..dan berguru sama Susetyo
Adhyn si Mississippi boy dan Ulil Lilcapitano
Seumur
hidup gw ga pernah kursus Bahasa Inggris. Agak tercengang juga saat gw
menyadari bahwa ternyata banyak banget teori-teori grammar yang saat itu baru
gw ketahui. Beruntung gw punya sahabat sekaligus mentor bahasa Inggris gw:
Adhyn dan Ulil. I owe you a lot, gays. A lot..
Karena
belum berani ambil TOEFL iBT atau IELTS yang biaya nya hampir 2 jutaan, jadi gw
memutuskan untuk trial dulu mengambil TOEFL ITP (satu level di bawah iBT). Saat
itu gw tes bareng si Ulil di LBI (FIB) UI.
Eng ing
eeeng…Ternyata bisa tembus nilai minimal 550..yeay..lumayan meningkatkan
percaya diri sih saat itu..
Sedikit
bocoran, MahaGuru gw, si Ulil, saat itu dapet score 630!!! Freak! -___-!
Stasiun UI
Selang
beberapa hari setelah tes ITP, gw dapet info bahwa beasiswa TOTAL (oil company
asal Prancis) membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa berkuliah di
Prancis..Gratis..tis..tis..tis..tis……
Berbekal
score ITP yang pas-pas-an..gw nekat apply beasiswa TOTAL..begadang bikin
essay..dan bergerilya mencari surat referensi dari kantor dan kampus..khusus
surat referensi dari kampus gw cukup sulit mendapatkannya..karena ya memang ga
kenal banyak dosen..haha. Eh, salah, ralat, gw kenal banyak banget dosen….
Tapi
dosennya ga kenal gw…
*kukuruyuuuuk….
Lolos
administrasi, dipanggil lah untuk mengikuti seleksi berikutnya berupa FGD.
FGD
dalam bahasa inggris, dengan fasilitator sebagai penilai dan penentu
kelulusan..
Background
gw sebagai aktifis yang doyan ngemeng membuat gw rada mendominasi
FGD..ngotot..dan ga mau ngalah..
Hasilnya??
Hehehe…hehehehe..hehehe..hehehehehehe…
Tuut
tuuut..gujes gujes…tuut tuuut..gujes gujes….
Saat itu
sama sekali ga kecewa..karena dari awal target gw hanya: yang penting pernah
nyoba!
Lagipula
banyak hikmah dari kegagalan ini: gw jadi punya surat referensi yang bisa
dipakai lagi kedepannya, gw punya essay-essay dengan topik yang biasa dipakai
dalam proses administrasi beasiswa or kampus. Terlebih, tentu gw punya
pengalaman kan jadinya..
Belok Kanan, ternyata Halte
Psikologi maju dikit lagi..FISIP taunya..
Setelah
Gagal Total dalam beasiswa TOTAL, yang ada gw makin rajin nyari-nyari info
beasiswa. Saat itu gw mengincar program Master of Public Policy. Kebijakan
Publik. Bidang yang nampaknya tepat bagi orang yang berniat berkiprah di public sector atau pemerintahan, seperti
gw.
Kasak
kusuk cari kampus, lebih tepatnya cari kampus yang sekaligus memberi kesempatan
beasiswa juga. Setelah gw sadari, ternyata TOEFL ITP itu tidak cukup untuk dijadikan
modal mendaftar ke kampus. Syarat yang diharuskan adalah TOEFL iBT atau IELTS.
Artinya, masih ada kewajiban yang belum gw tuntaskan..gw harus ambil tes entah
itu iBT atau IELTS. Ini ibarat persimpangan setelah stasiun UI..lo bisa
pilih..mau lurus..atau belok kanan. Atas pertimbangan biaya yang lebih murah,
akhirnya gw memutuskan mengambil iBT..(Minang nya keluar..hahaha). Gw ambil
bareng si MahaGuru, Ulil.
Selama
beberapa minggu, playlist lagu gw adalah listening
test. Di kantor gw listening, di
motor gw listening, mau tidur gw listening. Selama beberapa minggu, gw
pacaran sama listening..sekarang udah
putus...jomblo lagi deh..*jiaaah..
Singkat
cerita, setelah melalui iBT test selama 4 jam, pengumuman pun keluar 2 minggu
setelahnya..
Tak
disangka tak dinyana..kadang masih terheran-heran…masa score gw lebih tinggi
dari MahaGuru?! =O
Alhamdulillah
dapet score lumayan..kalo kata MahaGuru itu udah aman untuk apply-apply ke kampus-kampus di Eropa...Spontan
Sujud Syukur saat liat pengumuman score..
Selama
menunggu pengumuman score iBT, saat itu gw sedang mempersiapkan application untuk program beasiswa
Erasmus Mundus, Master Program in Public Policy..gokil ni program..2 tahun
kuliah di empat negara. Hungary-Netherlands-Spain-England. Asik beneerrr….?!
Sayangnya,
karena hingga deadline pendaftaran Erasmus Mundus pengumuman iBT belum juga
keluar..gw batal mendaftarkan diri…kecewa juga kenapa ga test lebih
cepat..yah..tapi mau gimana lagi.
Kebetulan disaat bersamaan juga gw dan
beberapa teman (sebut saja namanya Annisa Riani dan M.Kholid) sesama pemburu
beasiswa janjian untuk mencoba mendaftar ke Program Master of Public Policy di
Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Kami
submit application bareng2..dan
Alhamdulillah saat itu senang banget bisa masuk short listed yang akan lanjut ke proses tes tertulis dan interview.
Tes tertulis berjalan kurang sesuai harapan menurut gw sih..karena topic essay
yang saat itu diminta terlalu ke teori kebijakan ekonomi gitu..(lah elo kan anak
Ekonomi pay?! Bukan..gw anak Akuntansi yeee…*ngeles *self-toyor)
Di hari
yang sama lanjut interview..di interview sama 2 orang impor..yang satu Ibu-ibu Phd..yang satu Professor dari Kanada..
Pas
Interview kebanyakan… “Pardon Sir…Pardon Sir..Pardon Sir..” Hahahahaha..
definitely it was not my best interview. Si Bule dengan accent Kanada nya terdengar sedikit kumur-kumur di
telinga..beruntung si Ibu dengan accent
yang lebih familiar bisa gw pahami perkataannya.
Pasca
interview, langsung ngebut gw..kenceng maksudnya…
kenceng
berdoa…hahaha
Beberapa
minggu kemudian..dapat email dari pihak kampus..isinya kurang lebih..:
SELAMAT!!!!SELAMAT!!!
SEKALI LAGI SELAMAT..
Selamat
mencoba lagi di lain kesempatan.. *uhuy!
Mungkin abis FISIP, FE tuh!
Baru gagal
beberapa kali..tapi saat itu cukup kuciwa dan daun sih..(down..alay). Karena
saat itu udah kenceng banget doa nya cing…sampe-sampe pake Helm klo lagi
doa…*krik.
Ditengah kekecewaan..gw berniat untuk mencoba sekaliii lagi. Mumpung sertifikat iBT masih ada sisa satu lagi, karena klo udah abis, harus pesen lagi ke provider test bayar 350 ribu per lembar dan baru sampe 3-4 minggu soalnya dikirim via pos langsung dari Amriki.
Saat itu
ada satu program beasiswa dari Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD). Joint organization pemerintah Jerman yang
fokus dalam bidang pendidikan tinggi. Ngasih-ngasih beasiswa gitu ke
negara-negara lain untuk berkuliah di Jerman.
Singkat
cerita, daftar lah eike..ke program Master's
Scholarships for Public Policy and Good Governance (PPGG). Karena rada
desperate..gw nekat kirim semua sertifikat-sertifikat asli yang gw
punya..sertifikat seminar, training, dll.
Setelah
melalui perjuangan keras dan berliku..melewati proses-proses sedemikian
rumit..(baca: administrasi doang maksudnya)
Akhirnya…kabar
dari DAAD pun………..
Tak kunjung datang hingga detik ini. Bwahahahahahahahaahaha. Failed mameeen..Failed!! =)
Pada akhirnya gw bersyukur sih ga dapet beasiswa ke Jerman..lah wong ngucapin Deutscher Akademischer Austausch Dienst aja mulut gw nyangkut..wakakakakak.
Setelah FISIP itu FIB, baru FE..
Awalnya
jujur, udah mau nyerah mencari beasiswa..karena tak terasa udah tahun 2013..BPK
pun akan buka penerimaan di akhir tahun 2013..misi gw kuliah S2 sembari
menunggu moratorium penerimaan pegawai BPK menjadi tidak relevan.
Tapi
entah kenapa yang ada gw jadi penasaran. Dalam banyak hal, gw selalu berpikir,
“Kalau ribuan orang lain bisa, kenapa gw ga bisa?!Pasti Bisa!”
Lembaga
Pengelola Dana Pendidikan, atau lebih dikenal dengan singkatan populernya LPDP,
muncul ditengah dahaga para pemburu beasiswa..sebuah lembaga yang memiliki visi
dan misi suci, demi memperbaiki jiwa raga bangsa dan mimik Ibu Pertiwi.
Jujur,
keberadaan LPDP menjadi angin segar buat gw pribadi saat itu, yang sedang
beristirahat keringetan abis ngejar-ngejar burung perkutut Prancis..Singapura
dan Jerman.
Dari
kegagalan DAAD, ditambah cerita teman-teman seperjuangan..akhirnya gw
menyadari..bahwa akan lebih berpeluang bagi kita untuk dapat beasiswa misalnya
kita udah punya Letter of Acceptance
(LOA) dari kampus yang dituju.
Disatu
sisi, jujur gw merasa pesimistis dengan program yang gw incar..Master of Public Policy (MPP). MPP ini
memang cocok bagi orang yang ingin berkiprah di dunia pemerintahan, sebagai
pengambil kebijakan. Ya, benar gw mau masuk BPK, cita-cita terbesar gw salah
satunya adalah menjadi Anggota BPK (red:”anggota” itu sebutan untuk semacam
Direksi BPK gitu). Gw sadar betul, MPP itu sebenarnya terlalu IE (Ilmu
Ekonomi), cocok untuk anak IE..dan jauh lebih berpeluang diterima oleh kampus
jika kita punya background IE, dan bekerja di bidang yang berkaitan dengan
pemerintahan.
Lah gw?
Lulusan Akuntansi..seumur-umur kerja di sector privat, jadi auditor..konsultan
akuntansi..tidak bersentuhan SamSek sama pemerintahan…aaaah..trus gimana
caranya biar gw bisa kuliah di jurusan yang bisa menunjang gw untuk berkiprah
di pemerintahan..wa bil khusus di BPK RI.
Ditengah
kebingungan..muncul lah si Reski, staf gw di Dept. Pengmas BEM 2008. Doi
tiba-tiba bilang, “Far, gw mau banget kuliah di Master of Forensic Accounting, University of Wollongong” (UOW).
Hah? Master of Forensic Accounting???sounds cool
huh?! Dan kok gw baru denger ya ada program itu?!
Yang gw
tau, accounting mah Master of Accounting (and Finance)?! Kok tiba-tiba ada Master of Forensic Accounting (MFA) ??
Apaan tuh?!! Setelah riset mendalam melalui metode penelitian dengan
menggunakan puluhan variable yang di exercise dengan teknik Regresi Linear
menggunakan software termutakhir (baca: Googling), akhirnya gw tau apa itu MFA.
“The Master of Forensic Accounting emphasises a holistic approach to the
investigation, presentation and resolution of disputes involving legal and
accounting issues”
Masya
Allah..kemana aja gw selama ini..kenapa baru tau ada program iniiii?! Ini jauh
lebih pas buat gw yang memiliki background accounting, berprofesi sebagai
auditor, dan ingin berkiprah di BPK! Jauh lebih pas dengan profil gw!
Belakangan
gw sadar kenapa gw baru denger ini program MFA..karena memang sangat sedikit
kampus yang punya program ini..di Australia..hanya University of Wollongong yang punya program ini..di Britania Raya,
hanya University of Portsmouth yang
punya program ini. Beberapa kampus di USA punya program ini, tapi gw ga mau ke
Amrik. Ga minat. At all. Cuih.
Jujur
sebenarnya pengen banget ke Eropa..biar bisa belajar sekaligus nonton Bola..mau
banget ke Milan..ngeliat Cinta sejati gw..Inter Milan, langsung di Guiseppe Meazza.. ya Allah kasih saya kesempatan yaa someday..
Dan tentunya
kalo di Eropa kan bisa Eurotrip..hehehe.
Bisa aja sih mencoba pragmatis dengan mengambil program Accounting&Finance..tapi itu artinya gw sedikit keluar jalur
dari idealisme awal gw.
Dan gw coba
mantapkan hati untuk memilih dan mendaftarkan diri ke program Master of Forensic Accounting di Wollongong..sebuah desa di Jawa Timur sana…*ngok..ndeso
memang namanya*
Singkat
cerita, unconditional LoA dari UOW
berhasil gw dapatkan..lolos interview LPDP..ikut program kepemimpinan 12 hari..dan
diganjar Letter of Guarantee dari
LPDP yang menyatakan bahwa LPDP akan menanggung semua biaya pendidikan,
non-pendidikan, dan lain-lain. Alhamdulillah wa syukurillah..Bahagia setengah
mati..terharu setengah hidup.. ;(
Hal yang lebih membuat gw bahagia adalah saat bisa
melihat Ayah dan Ibu tersenyum girang mengucap Hamdalah saat mendengar kabar bahwa
gw dapat beasiswa…semoga bisa sering-sering membuat mereka tersenyum girang
kaya gitu.. ;)
Semoga…..
Tiap
kali gw gagal dalam proses seleski beasiswa..perasaan kecewa dan down jelas ada..tapi
gw selalu mencoba menyikapinya dengan positif..karena gw yakin..tiap kegagalan sejatinya
satu langkah lebih dekat menuju keberhasilan yang dituju..
Bayangkan
jika si Gigih tidak mencoba lagi dan lagi..mungkin dia masih bekerja di Hotel sebagai
pegawai biasa..tenggelam dalam rutinitas hidup dan mulai melupakan mimpi nya…
Andai
saja gw berhenti dipercobaan kedua atau ketiga..padahal percobaan berikutnya sudah
menggantung buah rezeki yang siap gw petik. Setiap kegagalan pada proses
seleksi beasiswa yang gw ikuti, sebenarnya meninggalkan hikmah yang positif..setelah
beberapa kali percobaan..disana adalah momen dimana gw punya semua syarat yang
dibutuhkan untuk mendaftar beasiswa-beasiswa lain..Toefl score yang
cukup..surat referensi dari beberapa orang..essay dengan berbagai topik yang
bisa di-combine sesuai kebutuhan..Motivation letter..CV yang sudah terpoles
bedak marketing..dan tentunya,,,mental bangkit yang sudah terungkit.
“Mau ke Fakultas Ekonomi? Lurus
Lagi Kesana..”
Kawan…
Setiap
kali kita gagal dalam sebuah usaha…
Anggap saja
kita ini Mahasiswa Baru yang baru masuk UI, kita ga tau denah kampus UI Depok..
Setelah
masuk melalui Gerbatama..
Kita
jalan kaki dari Halte Stasiun UI, tujuan
kita..kita ingin ke Fakultas Ekonomi..
Setelah
berjalan sekian waktu..sampai lah ke halte berikutnya..
Eeeh
ternyata Halte Psikologi! bukan FE! gagal..
Coba
lagi jalan lagi..sampe halte berikutnya..Eeeeh ternyata FISIP!..gagal lagi...
Coba
jalan lagi walau udah mulai lemas dan haus..berharap berikutnya adalah FE...
Sampe
halte berikutnya..eeeh ternyata FIB!!!Aaargh...gagal lagi..!!
Sampai
titik ini..kita punya pilihan…
Kita bisa
menyerah pulang..atau bisa lanjut menyeret kaki dengan badan yang tetap tegap..
Pilihan..
Tapi satu yang pasti..setiap kali gagal..sungguh…
sejatinya
semakin dekat kita dengan FE…
Keep your chin up!! Show some Perseverance!! Spell prays as much as you can..and yours is coming..
Dan Saat
ini gw sudah sampai di Halte tujuan.
Halte, Gifar..baru HALTE..ingat itu!
NB: Plis
teman-teman..gw mohon plis!! cari info tentang LPDP di http://www.lpdp.depkeu.go.id/ siapin
berkas-berkasnya yang sejujurnya tidak ribet, dan jemput rezeki-mu, kejar
cita-mu, buat senyum Ayah Ibu mu..GOOD LUCK!! ;)
super sekali ceritanya kak, sungguh menginspirasi di sore hari ini ditemani rintik hujan, semoga doa2 terbaik kita semua dijabah Allah swt :'D
ReplyDeleteNice writing, Giff. Really inspiring.
ReplyDeleteKyaaaaaaa di komenin Pak Ketuuu!!
Delete*tersipu malu..... =]
Aamiin doanya Rijuuu... ;)
ReplyDeletemantaf far,,alurnya ceritanya asik banget dibaca,,kegagalan2 yg lo ceritain, sebenernya cuman mau kasih arah yg terbaik pada akhirnya,,Sukses Far!
ReplyDeleteAishh..thanks molen..sukses juga buat dirimu...dan dirinya.... =)
Deletegifaaaarrr.. terharu bacanya *bener, ga lebay*
ReplyDeletengeliat temen-temen pada bertebaran di luar negeri buat belajar lagi (dan rata-rata dapat beasiswa) bikin mupeng banget, pengen banget ikutan apply sana sini tp apa daya masih keiket kantor, someday kali ya.. *ngejer tugas belajar juga*
selamat ya gifar, sukses menempuh hidup baru sebagai mahasiswa (lagi)
Presylll..aamiin doanyaa..
DeleteAyooo blm nyoba aja lo..insya Allah pasti Bisaaa...ntr nyoba yaaaah.. ;)
jooosss gandooos paarr!
ReplyDeletejd makin cinta :*
Sayang..cinta2an nya jangan di sini yah..Japri aja..
Delete*maho
=p
Thanks ja udah nyempetin baca.. ;D
Wah bagus far content nya. Baca ini pagi2 jd bikin gw pengen bikin timeline buat lanjut sekolah. Hahahahhaa... Semoga lo bisa cum laude di Master of Forensic Accounting nya, supaya namanya bisa dipanggil utk maju ke podium. :)
ReplyDeleteAamiin ya Allah Aamiiiiiiiiinnnnn.. :)
DeleteReally motivating & heart touching...nice post mate!
ReplyDeleteTulisannya joss pisan euy!!
ReplyDeletePantesan lirik lagu lo manteb giff, tulisan lo enak dibaca, bikin ga bisa berenti bahaha.
ReplyDeleteJoss lah !
The back seat is the best seat indeed.
ReplyDeleteSejujurnya, gw lebih semangat skrg belajar Coursera, edX, Stanford Online
hahaha
Wah.. ka gifar mantep mantep mantep.. selalu salut sm perjuangannya ka gifar, aku bahkan blm pernah nyoba sama sekali :(
ReplyDeleteTp untungnya dr stasiun pilih belok kanan ya, coba kalo lurus, msh panjang lg, fh fkm fmipa poltek ft, tp intinya sama2 nyampe fe sih.. hehe
Suksessss ka gifaaaarrr.. tp abis ini jd dosen ya berarti? Smga ilmunya bermanfaat dan berkah dunia akhirat, aamiiinnn...........
Merci beaucoup, inspiring kak Gifar!
ReplyDeletePS: Subhanallah, bg Ulil keren banget ITP-nya