Saturday 13 December 2014

Ada Apa Dengan Anjing?

*Sebelumnya gw mohon maaf jika anda merasa risih saat membaca tulisan tentang Anjing ini.


Anjing adalah binatang sejenis mamalia, berkaki empat, berbulu dan bersuara guk-guk. Anjing ini bermacam-macam ras nya mulai dari yang besar seperti Doberman dan St.Bernard hingga yang kecil seperti Chihuahu, ada yang lucu unyu-unyu seperti Papillon dan Poodle sampe yang sangar macam Pitt Bull dan Bull Dog. Gw pribadi menjagokan Anjing Huskies sebagai ras anjing paling kece.

Anjing adalah salah satu hewan peliharaan favorit bagi kebanyakan orang setelah tikus, kecoa dan nyamuk. Mungkin karena anjing itu memang cukup cerdas, lucu, bisa dilatih, dan bagi yang pernah nonton film Hachicko mungkin akan mengerti bahwa anjing itu setia..ga kaya si dia. #dih.  

Bagi umat muslim, anjing tidak begitu populer karena memang sejak 1400 tahun yang lalu, selain haram (haram untuk dimakan, bukan untuk dipelihara) Rasulullah SAW bersabda bahwa Liur anjing itu termasuk najis yang berat..butuh dibasuh tujuh kali, salah satu nya dengan menggunakan tanah untuk menyucikan bekas jilatan anjing. (Disarikan dari HR. Muslim). Ditambah lagi risiko tergigit, menjadikan Anjing menjadi binatang yang tidak dianjurkan untuk dipelihara. Belakangan penelitian modern memang membuktikan bahwa liur anjing dari jenis apapun berbahaya bagi manusia. Bahkan lebih jauh lagi, eksperimen membuktikan bahwa molekul yang terkandung di dalam tanah menyatu dengan kuman-kuman dalam liur anjing, sehingga mempermudah proses sterilisasi kuman secara keseluruhan. Cool...

Njing…
Tanpa kita sadari, anjing sudah menjadi binatang paling populer bagi masyarakat Indonesia secara umum, khususnya bagi pemuda-pemuda penerus generasi bangsa. Tidak percaya? Coba deh main ke tempat nongkrong pelajar atau mahasiswa..Silahkan hitung berapa kali kata Anjing disebut dengan mesra dalam percakapan mereka. Niscaya jari tangan dan kaki anda tidak cukup.

Apakah Anjing adalah suatu kata sapa yang kasar? Pertanyaan ini lah yang membangkitkan rasa penasaran sekaligus miris gw. Anjing itu binatang, jelas. Bagi orang Islam bahkan anjing ini terkesan hina, walaupun dengan mengharamkan liur nya bukan berarti Islam menghinakan binatang Anjing sebagai salah satu ciptaan Allah (Bahkan jaman Nabi dulu, anjing sudah dijadikan peliharaan dengan tujuan menjaga ternak, teman berburu, atau penjaga tanaman). Bagi masyarakat, jelas sapaan “Anjing” bukanlah sebuah lontaran pujian atas kecerdasan, kelucuan apalagi kesetiaan seseorang, malah agak-agak nya lebih masuk akal kalo Anjing itu di asosiasikan dengan ketidak-setiaan. Coba bayangin lo punya pacar..eeeh dia selingkuh sama temen lo…rasa-rasanya lebih berhak dapat sapaan Anjing bukan? Ngikikikikik.

Ameliorasi? apa Salah persepsi?
Bahasa itu dinamis. Berubah seiring berjalannya waktu. Idiom baru, pernyempitan makna, perluasan makna adalah hal yang tidak bisa dihindari. Coba liat 10 tahun kebelakang, sudah berapa banyak istilah-istilah baru yang secara tidak langsung telah menambah kosakata kita. Kita pas SMP tidak tahu apa itu Selfie selain ratu dangdut, saat itu kita belum paham kalo Keong Racun itu ga main disawah, kita pas SMA sudah tahu bahwa cabe itu pedas, tapi saat itu kita tidak tahu kalau ternyatua cabe ada juga yang manis, walau kebanyakan busuk (cabe-cabean).  Kata Jablay pun dulu sempat diasosiasikan dengan pelacur, tapi sekarang kayanya sudah terjadi Ameliorasi (peninggian makna) sehingga dirasakan tidak seburuk sebelumnya (lebih tinggi/hormat/baik maknanya) terbukti gw beberapa kali mencuri dengar beberapa anak muda memanggil temannya dengan panggilan Jablay, seperti halnya Gifar yang dipanggil Mpay.

Bisa jadi kata sapa Anjing pun telah menjelma menjadi kata yang tidak kasar lagi bagi banyak orang. Tak ada bedanya dengan Cuy, Bro, Bray, Boy, dan kata sapa lainnya. Bisa jadi.

Kemungkinan lainnya adalah, gw sudah salah persepsi.

Dulu pas gw masih SMP-SMA, tahun 2000-2006 (yaah..ketauan deh umur gw yang sudah matang), persepsi gw saat itu, kata-kata kasar (termasuk anjing dan kawan-kawan seperbinatangan lain) atau jorok (termasuk anatomi tubuh seperti bulu ketek dan upil..kan jorok tuh) adalah privilege bagi anak-anak bandel, pentolan-pentolan sekolah. Yaa minimal butuh positioning sebagai begundal-begundal para pentolan sekolah untuk berhak menggunakan kata-kata tersebut.

Salah persepsi amat mungkin terjadi dalam diri gw. Karena dari kecil gw sejujurnya agak cupu dan kurang bernyali dalam hal mengeluarkan kata-kata kasar. Lingkungan serta didikan keluarga gw sedemikian rupa telah membuat gw (dan abang serta adik gw) merasa takut dan gimanaaaa gitu kalo berkata-kata kasar, di benak gw kaya takut dosa gitu. Gw ingat persis, pas masih SD, gw berantem sama abang gw gara-gara rebutan remote TV, akhirnya gw menyerah, karena dicekek ke tembok. Mewek lah awak. Sore nya, abang gw main keluar, karena terbakar api emosi yang membara..gw lari kedepan rumah..gw kumpulkan segenap keberanian yang ada di dalam diri gw..dan saat hati sudah mantap,sambil menatap abang gw yang lagi main di ujung jalan komplek..gw teriak sekuat tenaga:

“Bang Ikih Begooooo…!!!!!”

Sedetik kemudian gw ngacir ke dalam rumah..masuk ke kolong tempat tidur. Gw tunggu beberapa menit, kayanya dia ga nyamperin. Apa ga denger kali ya? Tauk dah..yang penting puas banget saat itu..hahaha..dan udah berapa kali lebaran juga…udah maap-maapan lah..

Waktu pindah dari Bandung ke Bekasi, SMP kelas 2, salah satu culture shock yang gw hadapi adalah masalah bahasa. Saat itu gw mendapati kata “Goblok” adalah kata yang umum digunakan dalam percakapan sehari-hari. Saat itu, gw harus melalui fase galau dan mikir berkali-kali dulu sebelum akhirnya gw berhasil mengucapkan kata “Goblok” pertama kalinya di depan umum.

Ya, butuh dicekek ke tembok dulu buat gw untuk bilang kata “Bego” dan galau dulu untuk ngucap kata “Goblok”. Anjing? Saat itu ga pernah terlintas untuk gw ucapkan di depan umum.

Bisa jadi kata sapaan Anjing itu tidak kasar. Itu hanya persepsi gw saja yang salah. Atau standar kasar gw yang rendah.

Dua kemungkinan diatas (Ameliorasi dan Salah Persepsi) selama ini sudah mengobati rasa risih gw tiap mendengar orang beranjing-anjing dalam perkataannya. Tapi 3 momen yang gw alami dalam tempo 1 minggu ini membuat gw gundah bertanya-tanya..

Kandang Anjing

Minggu lalu, gw makan bersama teman-teman di sebuah restoran yang cukup besar. Kami makan di ruang utama restoran..di meja yang cukup tengah. Cerita seru haha hihi..hingga sampai ke sebuah topik yang lucu..si A dulu mau jual barang..dia bilang ke si B bahwa dulu dia beli harganya sekian. Eeh ternyata pas lagi makan kemarin ngaku bahwa sebenernya harganya jauh lebih murah dari yang dulu dia bilang..kita pun ketawa-tawa.. si B pun ikut ketawa-tawa:

B: “Si Anjiiiing…ni anak..temen juga di makan! Anjing Anjing Anjing Anjing Anjing Anjing Anjing….(diulang dengan suara yang cukup keras untuk didengar semua orang di restoran)”

Risih sih..tapi karena si A emang kocak..gw ketawa-ketiwi aja..

Beberapa hari lalu, gw baca di twitter bahwa Payung Teduh, salah satu band favorit gw saat ini akan tempil sebagai bintang tamu di acara salah satu Fakultas di UI (bukan Fakultas Ekonomi yah catet). Dihadiri oleh ketua-ketua organisasi mahasiswa fakultas, Badan-Badan Otonom, Semi Otonom termasuk keagamaan serta Badan Perwakilan Mahasiswa. Ternyata itu adalah acara malam apresiasi untuk semua Organisasi Mahasiswa di Fakultas tersebut. Malam apresiasi atas kepengurusan mereka selama sepanjang tahun 2014. Konsep acara yang sungguh menarik gw pikir. MC nya juga lumayan kocak. Ada momen dimana saat dia lagi asik nge-MC tiba-tiba ada telepon masuk ke HP sang MC, ternyata Ibu nya yang menelpon. Si MC cuek aja ngobrol sama Ibu nya sambil tetap memegang microphone sehingga audience bisa dengar percakapannya.

MC:        “iya ma, besok pagi aja berangkat..jam 6. Hallo.. Mah?
“Hallo..?Hallo…?Hallo..?”
“Wah anjing dimatiin..!”
“Hallo..?Hallo…?Wah belum mati!
“Sialan gw ketauan ngomong Anjing!”

Hahaha..koplak juga tu MC..udah ngomong Anjing ternyata belum mati teleponnya..wkwkwk. Anyway, sepanjang gw denger celotehan si MC, ga keitung berapa Anjing yang dia keluarkan. Ya, di depan para hadirin yang mayoritas mahasiswa, lebih-lebih lagi aktivis mahasiswa.

Pagi tadi, gw memutuskan untuk berenang di salah satu sport center deket rumah (di Bekasi juga ada sport center woy!!). Pas mau bayar, kata si resepsionis..”tanda tangan dulu..SMA xx kan?” (Aje gileeee…udah jenggotan begini masih dikira anak SMA!!). Ternyata hari ini anak-anak SMA xx lagi kelas olahraga berenang. Jadilah gw berenang sambil menyaksikan anak-anak SMA (Cowok, yang cewek absen doang tapi ga berenang. ((((((((((Sial.sigh.wekekekek.)))))))))).

Anak SMA itu kalo udah ngumpul, berisik beuttt dah! Becanda-canda..ledek-ledekan..
A:            “Uwannjing gw ga bisa berenang Anjing!”
B:            “Anjeeeeng disitu dalem Anjing! Takut gw Anjing!”
C:            “Anjing lu, rese banget! Gw berenang dipeganing kaki gw, Anjing!”
D:            “Lu pake gaya Anjing aja. Lu diem aja muka lu udah kaya Anjing”

Kira-kira 1 jam lebih gw berenang, dan gw mendengar kata Anjing dalam jumlah yang bahkan jauh lebih banyak dari jumlah mantan gw ditambah jumlah gebetan-gebetan gw dari SMP.

Satu hal yang menarik, saat mereka dengan lantangnya berunjang-anjing, di saat bersamaan, sang guru  olahraga berdiri di tepi kolam renang sambil memegang papan absen dan menguji kemampuan renang sang murid satu per satu. Sekedar info, dialog si C diatas, diucapkan saat si C sedang di tes renang oleh sang guru.

3 momen diatas membuat gw sadar bahwa saat ini Anjing telah menjadi hewan yang begitu populer. Buktinya banyak yang memelihara Anjing dan dikandangi di mulut.

Ada Apa Dengan Anjing?
Ada apa dengan Anjing? Kenapa mereka semakin populer saat ini? Coba saja diingat-ingat, dulu, kata Anjing tidak segitu mudah nya keluar dari mulut seorang pelajar ,apalagi dari mahasiswa yang menjadi MC di acara mahasiswa. Dulu, rasanya tidak semua orang punya privilege untuk mengucapkan dan mendengarkan kata itu. Butuh occasion dan kondisi tertentu untuk itu. Tapi kenapa sekarang jadi seliweran gini yah. Kalian diatas tadi protes protes ga saat gw menyematkan Anjing sebagai kata sapaan, bukan makian?.  Risih ga sih di telinga kalo denger orang beranjing-anjing?.

Gw percaya, bahwa baik buruk dan sopan santun lebih ke masalah persepsi. Norma di lingkungan sosial yang akan lebih menentukan. Sebagai contoh, mengucapkan (maaf) Dancuk ke teman kita yang berasal dari Surabaya akan direspon dengan berbeda jika kita ucapkan ke teman yang berasal dari Jogja. Bisa jadi lingkungan sosial (di Jabodetabek paling tidak plus Bandung dan sekitarnya sih dengan “Anyiiing”-nya) telah mulai menerima kata Anjing sebagai kata sapaan umum.

Bisa jadi..ya kan?

Kata Ustadz..
Pahala dan Dosa memang domain Allah SWT. Tapi hati-hati juga, karena Islam mengatur pula tata cara kita berinteraksi dengan sesama. Dalam Al-Quran surat Al Hujurat ayat 11 “Hai orang-orang yang beriman……dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk….”. Di perkuat juga dengan hadits yang berbunyi serupa “Dan janganlah kamu panggil-memanggil dengan gelar yang buruk” (HR Ahmad). Tuh..ga boleh kan bro..

Banyak lagi hadits-hadits lain yang menganjurkan kita untuk menjaga lisan kita. Dan bukankah setiap kata yang keluar dari mulut kita nanti akan dimintai pertanggungjawabannya.

Bukan bermaksud menggurui, hanya mencoba menasehati dalam hal kebaikan. Bukankah itu sebuah kewajiban? Kewajiban yang mulai tergerus oleh asas “Hidup-hidup guee..” dan turunannya : “Mulut-mulut gw, suka-suka gw”

Ini sekaligus jadi pengingat bagi gw pribadi juga untuk lebih menjaga lisan. Kadang masih suka ngeledekin orang sih hehe. Mohon Maaf buat bro Danu Ardi Kuncoro yang belakangan ini gw panggil Tempe Bacem. Abis lo duluan yang mulai bro.

Bu…Bu…Bu….Busettt..
Dalam kebanyakan kasus, kata-kata kasar seperti Anjing dan sebangsanya sudah menjadi kebiasaan dan relfeks mulut saat merespon sesuatu. Njing..Nyet..Babi..dan kata-kata lain yang bahkan ga pantas gw tulis, Ngalir aja keluar dari mulut ga pake mikir lagi..

Gw berterima kasih sama Ibu gw, yang dari gw kecil selalu Nasihatin gw perihal berkata-kata kasar. Nasihat beliau yang sedikit bernada menakut-nakuti cukup efektif buat gw untuk menjaga relfeks mulut, agar gak kebiasaan ngomong kata-kata kasar atau jorok.

Nasihat Ibu kurang lebih begini:

“Jangan kebiasaan refleks ngomong kasar..kaya Buset, dan lain-lain !! Nanti pas lagi sakaratul maut bukan nya Laa Ilaha Illallah..malah Bu..Bu..Bu…Bussett…”

Man! Amit-amiittt..amit amit…jangan sampe pas sakaratul maut..kita malah bilang:

“Anjing..Anjing…Anjing…Njing….sakit nya tuh disini..sakitnya tuh disini…”

Ini juga berlaku sama orang-orang yang suka mempelesetkan lafadz Allah..
Allah jadi “Awoh” lah..Astaghfirullahal’adzim jadi “Astajim” lah..

Kesel banget gw sama yang model begini! STOP MAKING FUN OF OUR GOD!!

Ada 99 Asmaul Husna..pilih aja satu..ga usah terlalu kreatif bikin yang lain.

Cuy….
Jika benar telah terjadi ameliorasi terhadap kata Anjing, dan terjadi pergeseran Norma di tengah masyarakat yang membuat kata Anjing tidak lagi terdengar kasar dan membuat risih di telinga. Gw khawatir pergeseran atas norma lain perlahan akan (atau bahkan sedang?) terjadi juga di masyarakat. Minum alkohol, ngeganja, ngedrugs , sex bebas, hamil diluar nikah, tidak solat tidak puasa tidak bisa baca quran (bagi yang muslim),  dan hal lain yang dulu dianggap tabu, sekarang jadi hal yang patut dibicarakan (lah..ini mah slogan SILET…ngehehehe). Intinya yang dulu dianggap luar biasa, mengerenyitkan dahi, memicingkan mata, memonyongkan mulut dan menghentak nafas, akhirnya menjadi hal yang biasa-biasa saja. “Ah biasa aja kali, semua juga gitu”.

Kalau sudah begitu, gimana nasib anak gw nanti…harus dibesarkan dalam lingkungan macam itu?! Ngeri bro..Ngeri!

Plus sedih…

Sedih karena belum tau siapa Ibu nya. #Gedumbraaankk #TerektekDungCesss

Buat teman-teman semua yang masih bergelut dalam dunia Per-Anjing-an..
Cuy…Kurang-kurangi lah…

Ganti aja dulu sama An….cooool…An…jasmara….Ahn…Jung Hwan atau Anj…ak Piutang…

Pendapat dan jalan pikir gw belum tentu benar. Salah persepsi amat mungkin terjadi. Bisa juga karena standar gw terhadap kekasaran kata yang relatif rendah. Tapi sampai sekarang gw masih merasa bahwa “Anjing” adalah sebuah kata "sapaan" yang kasar dan tidak sopan. Bagi yang ga setuju, coba tes..panggil Ibu atau Ayah, atau yang lebih gampang, Kakak kalian..terus bilang:

“Njing, liat sepatu aku ga?”



Sekian dan mohon maaf lahir batin.



BEKASI – Kota Korban Bully

13 December 2014 

Saturday 30 August 2014

Hening..

Gelap malam menelan hiruk..
Sunyi udara menekuk pikuk..
Saat semesta bergeming sejuk..
Hati manusia perlahan merunduk..

Gelap bukanlah hakikat..
Hanya cahaya yang tak terhadirkan..
Gelisah bukanlah tabiat..
Hanya nurani yang terabaikan..

Diujung malam yang menjemput pagi..
Saat mentari berkemas untuk berbagi..
Rembulan tak bersedih hati..
Dia tau pasti kapan harus kembali..

Dunia akan berhenti, tidak abadi.
Jiwa itu sejati, kalbu itu suci..
Lalu mengapa kita berdusta lagi..
Ketika tak ada yang pasti..
Kecuali Mati.

Friday 1 August 2014

MayDay! MayDay! MayDay!






MAY DAY
1 Mei diperingati sebagai hari buruh sedunia. May Day. Merupakan hari penting bagi para buruh, sang pahlawan Industri, sebagai momen untuk menyuarakan kegelisahan serta menyampaikan harapan-harapan mereka. Terhitung sejak tahun 2014, 1 Mei di Indonesia telah menjadi hari libur Nasional..menambah daftar tanggal merah di kalender Indonesia..terima kasih untuk Pak SBY.

Pagi itu gerimis turun..udara sejuk yang berpolusi meniup hati gw yang sedang hangat, dan hati orang-orang terdekat gw yang bersiap melepas kepergian gw untuk merantau studi ke negeri seberang.  1 Mei 2014 bertepatan dengan hari Kamis., merupakan hari penting bagi hidup gw, sang pahlawan dihatinya (ngik-ngok), Momen untuk melanjutkan perjuangan mengejar cita-cita dan menuntut ilmu yang semoga akan bisa bermanfaat bagi gw dan banyak orang.

Lalu lintas relatif lengang, mungkin karena banyak orang yang khawatir aksi buruh akan membuat jalanan macet, padahal setiap hari Jakarta macet tak peduli tanggal merah atau hitam, tua atau muda.  

LALU LINTAS DILAPORKAN MACET
Lengang-nya jalan menuju bandara kontras dengan macet nya lalu lintas administrasi visa pelajar gw. Setelah berjuang mendapatkan sekolah dan beasiswa (baca: Apa lu baca2?!) ternyata gw masih harus berjuang untuk mendapatkan izin berkuliah dari pemerintah Australia. Awalnya gw berencana untuk berangkat bulan Januari 2014, tapi hasil rontgen gw saat medical check pada bulan Desember 2013 menunjukan ada indikasi masalah di paru-paru, yang memaksa gw mengambil tes lanjutan yang membutuhkan waktu 10-12 minggu, untuk membuktikan bahwa gw tidak mengidap TBC.  

10-12 minggu..dezigggg…”wah..batal nih kuliah.. batal deh nih…” “wah..gw sakit apaan ini yah..ngeri juga nih kalo paru-paru kenapa2..”. 

Dokter spesialis paru-paru bingung dan ga berani ngasih diagnosis atas foto rontgen gw. Tunggu hasil tes lab saja katanya. Bingung lah gw..Cuma bisa berdoa agar urusan visa dilancarkan..dan yang paling penting agar paru-paru gw baik2 saja. Doa..doa..doa..doa..minta doa..minta doa..minta doa..entah berapa banyak orang yang gw minta untuk doain gw..karena gw yakin banget doa itu powerful..

Kasak kusuk menghubungi pihak kampus untuk memohon penundaan kuliah..ternyata pas banget di 2014 ini untuk pertama kalinya program gw diubah formatnya jadi Trimester, bukan Semester, dan Trimester berikutnya di mulai di bulan Mei..dan pihak kampus mengizinkan gw untuk menunda satu Trimester..Fiuuuh.. Alhamdulillah..

Di tengah kerisauan menunggu hasil tes paru-paru, baru sadar bahwa Letter of Acceptance yang baru statusnya adalah Conditional padahal awalnya Unconditional. Ternyata sertifikat Toefl iBT gw expired 1 minggu sebelum permohonan gw untuk menunda kuliah. Kampus meminta gw untuk mengambil tes iBT atau IELTS lagi..alamak..aya aya wae. Belajar grammar lagi..semua mp3 dihape diganti file listening..dititik ini gw udah memutuskan..kalau IELTS gw kurang..yaudahlah..berarti emang ga boleh berangkat..disuruh nikah atau main FTV mungkin? (ngga). Ternyata IELTS cukup..yaah..belum nikah deh sampe sekarang.. =[ (yes..dapet alesan bagus!)

Awal April hasil tes paru-paru keluar, paru-paru gw clear..Alhamdulillah ga ada masalah. Foto Rontgen gw ternyata memang ga normal, Dokter bilang kemungkinan ada kelainan pembuluh darah  di paru-paru gw, tapi tidak berbahaya dan tidak membutuhkan pengobatan. Iyaaaa orang gw sehat-sehat aja kok! Main bola juga masih kuat! Ayo sini ngadu! Tapi elo yang bayar lapangan ya.

Pertengahan April Visa pun granted

Sedih dan Khawatir pasti ada selama masa penantian visa..tapi at the end, ternyata banyak banget hikmah dari tertundanya keberangkatan gw..

Bisa merampungkan urusan kerjaan kantor..bisa 1 bulan dulu puas2in nganggur di rumah.. bisa nunggu Ibu ikhlas melepas gw pergi (karena sebelumnya keliatan kurang ikhlas)..bisa dateng ke nikahan orang-orang dekat..bisa nonton konser MLTR band favorit pas SD.. punya waktu lebih untuk siap2..bisa punya IELTS yang bisa dipakai 2 tahun kedepan, siapa tau butuh kan buat perpanjang KTP.. terus juga jadi bisa menata hati..(uwopooo iki...?! )..mempersiapkan hati untuk meninggalkan tanah air dan segala hal yang ada disana..gitu..

Abang-Adek Ibu-Ayah Full Team..

Sohib-sohib ga full team..

Sun Musa suuun... :*

CUACA DILAPORKAN CERAH TAK BERAWAN

Duwiiingin cuy!!! 

Itu kesan pertama begitu keluar dari Kingsford Smith Airport, Sydney. Gw tiba saat Autumn (musim gugur), suhu saat itu sekitaran 12-15 derajat celcius. Untuk ukuran orang Jakarta coret Bekasi, ini kebangetan dingin..Pake jaket double juga masih tembus sampai perut udara dinginnya. Oiya, terima kasih banyak buat kawan seperjuangan, A.R, yang udah repot2 jemput gw di airport, ngurusin penginapan untuk beberapa hari awal gw di Australia dan udah meng-arrange jalan2 keliling Sydney..serta udah ngasih info-info penting terkait kehidupan sehari-hari (makanan, transport, dll dll dll) di Australia..dan atas supportnya selama masa penantian Visa.. Thanks berattttt eeeerrr …! =D

Untuk Mami Cut, Mas Erwin, dan Bila si bawel ..terima kasih banyak sudah menyambut gw dengan hangat...jadi punya sandaran kalo jenuh dan jadi punya keluarga baru.. nambah anak satu deh jadinya Mami..hehehe..
Mam..lain kali Tongsisnya jangan keliatan gini ya.. 😅

Gw ga suka sama langit Australia..karena sering banget cerah TIDAK berawan..zooong aja biru ga ada awan..padahal gw suka ngeliat awan.. tapi kalo lagi malam jadi bagus sih..soalnya bintang dan bulannya jadi ga ketutup awan..(jadi mau lo apa?)


UNJUK RASA DILAPORKAN OLEH WONG SONGONG
Mungkin beberapa orang menganggap gw itu orangnya Songong..pas berarti..gw ambil kuliah Master of Forensic Accounting di University of Wongsongong..terletak di kota Wollongong, kota terbesar ke-3 di Negara bagian New South Wales, setelah Sydney dan Newcastle. 1 jam 20 menit ke arah selatan jika naik Train dari Sydney. Wollongong berasal dari kata aborigin, yang artinya “sound of the sea. Jumlah penduduknya diperkirakan sekitar 300.000 jiwa, cukup sepi. Sepi deng ga pake cukup. Sepi aja.
Terima kasih banyak untuk M.Bayu Aji Sumantri, yang telah bersedia menampung gw beberapa malam karena tak kunjung dapat tempat tinggal saat itu. Tenang bay..rahasia kita berdua aman.. ga akan gw ceritain siapa2 kalo kita pernah tidur satu kasur berdua..satu selimut berdua...amaaaan... 


Wollongong..foto hasil googling..hehe

Sejauh ini hal yang seru dari perkuliahan disini adalah dapat teman2 baru dari berbagai negara.. kerja kelompok dan presentasi bareng sama teman2 dari berbagai bangsa..dan tentunya jadi terpaksa untuk terus memperbaiki kemampuan bahasa inggris. Tugas dan ujian mah ga usah dibahas..yang pasti celetukan “Siapa suruh kuliah lagi?!” cukup sering terlintas di kepala, bahkan beberapa kali terucap padahal lagi ga ngobrol sama siapa2..heee. Sibuk banget sih ngga juga..cuma emang dasar deadliner pemalas aja gw. Heeee. 

 
Satu sudut di University of Wollongong

Rapi, Teratur dan Bersih..itu aja yang membedakan Australia dan Indonesia. Hal-hal kecil tapi kalau massive dan rutin, efeknya signifikan. Mungkin karena jumlah pendudukanya juga sedikit jadi lebih mudah diatur kali yah..cuma sekitar 22 juta penduduk..bandingkan dengan Indonesia yang lebih dari 230 juta..(source: Statistik). Tapi yang menarik..orang sini ternyata ramah2 dan peduli sama orang lain loh..senyum dan sapa itu udah kaya jadi budaya umum..malah di beberapa momen gw merasa orang Indonesia kayanya kalah ramah dan peduli sama orang Australia. Orang Indonesia itu dulu terkenal sama keramahannya..tapi sepertinya modernisasi dan tekanan hidup sudah memperkosa keramahan masyarakat Indonesia, semoga gw salah.

Sepi..

disini jam 5 sore toko2 sudah tutup.. belum lagi selama winter jam 7 pagi baru mulai terang..jam 5 sore udah gelap..hari-hari pun terasa lebih pendek jadinya..sepi..buat orang kaya gw yang suka banget bersosialisasi dan berinteraksi sungguh merupakan masalah tersendiri. Jadi maklum lah kalo yang ada gw makin eksis di medsos..ya karena..sepi. 
(ga mau nulis kesepian..karena ga kesepian kok..Cuma sepi aja..sepi.)

Mahal..

Kalo ngeluarin uang terus dirupiahkan..sakit hati lah. Hehe. Sekali makan kalo beli bisa $10..tapi kalo masak bisa jauh lebih hemat..untungnya gw jago masak yang ngegoreng..goreng telor..goreng nugget..goreng kentang..goreng nugget ikan..goreng ayam ga pake bumbu..goreng telor lagi..goreng nugget lagi..goreng kentang lagi..goreng nugget lagi..kentang lagi..kentang lagi..nugget lagi. Pengen dendeng ih..  :”(

Tapi gw pernah 2x masak sop, yang hasilnya bener2 enak menurut gw..enak benerannn..layak untuk dijual lah menurut gw sih..tapi 2x enak dari 5 percobaan sih..3 lainnya mmeeeh. 

Biaya paling mahal sih tempat tinggal..rate per minggu nya kalo di Sydney bisa $200 kurs Rp 11.000 lah kira2. Untung di Gong ga semahal itu..huhuy.

Di bulan Juni..Winter pun tiba..ditandai suhu di waktu subuh yang konsisten dibawah 9 derajat celcius..tercatat paling dingin selama gw disini 3 derajat..(realfeel AccuWeather, entah akurasinya gimana yang pasti adem be’eng ga bo’ong!). Jemuran pun sulit kering..mandi pun jadi males..minum pun jadi males..karena takut harus pipis..klo pipis nanti wudhunya batal..kalo batal ntar kena air lagi..atut..

Bulan Ramadhan hadir ditengah Winter..ini pun memberikan kesan tersendiri..hmmm..tentang Ramadhan dan Idul Fitri di Wollongong akan gw coba ceritakan di tulisan berikutnya deh..takut kepanjangan.. 

AKSI LONG MARCH MENUJU BUNDERAN Hiii..!
Hari ini tepat 3 Bulan sejak keberangkatan gw ke Australia..Alhamdulillah 3 bulan gw lalui dengan adaptasi yang cukup baik..dan sehat wal afiat..itu yang terpenting. Nilai2 kuliah juga ga ada yang jelek..walau kayanya ga semua Distinction..karena harapan dan kenyataan seringkali tidak kompak..subject yang satu udah mati2an ngerjain..eeh dapetnya standar..yang satu ngerjain mepet2 seadanya..eeh dapetnya baguss..misi gw sekarang selain dapat ilmu, wawasan dan jaringan..gw harus bisa kompetitif di depan temen2 dari Negara lain..dan bisa membuat temen2 itu ngeliat bahwa Indonesia itu ga bisa dianggap remeh. Nilai yang bagus tentunya bisa jadi salah satu indikator seberapa kompetitif nya gw. Bismillah..semoga ga malu2in..

Tulisan ini akan bersambung..karena ini baru seperempat perjalanan..
Long march ini akan terus berlanjut dibawah teriknya Spring dan panasnya Summer di Australia..

Dengan hati yang rindu suasana, keluarga dan kawan2 di Indonesia..
Dengan batin yang syahdu penuh syukur atas apa yang sudah gw lewati..
Dengan itikad baik dan semangat yang bertalu untuk menuntaskan apa yang sudah gw dimulai..

Buat orang-orang terdekat..mungkin jarak telah jauh memisahkan..tapi kita menatap aplikasi Whatsapp, Path, Skype, Facebook, dan mungkin twitter yang sama.. (iya deh..langit yang sama juga..)

Sampai jumpa di hari itu..hari dimana kau akan kuberi senyum termanis dan sapa terhangat..
“Assalamu’alaykum.. Hiii..! :) “

Wollongong,
1 Agustus 2014


Gifar yang baik hati dan tidak songong.

Wednesday 18 June 2014

Sejenak untuk Sesaat



Saat tempat makin berjarak..
Saat posisi tak lagi dekat..
Baru lah batin kita berteriak..
Memaki rindu bayang para sahabat..

Saat sadar perlahan terisak..
Saat hati tak lagi merapat..
Baru lah batin tersiram sesak..
Ditampar rasa sesal yg mengumpat.."terlambat..."

Selagi nyawa masih menyala..
Selagi mata masih bisa membuka..
Sadarilah bahwa diri ini penuh cela..
Semoga di hari nanti Cita tak berduka..

Friday 30 May 2014

Hujan di Wollongong

Hujan di Wollongong..
Membantu dingin menyusup dalam senyap..
Membius telinga bergeming dalam peka..
Menyiram hati yang hening menggema..

Hujan di Wollongong..
Memaksa jemari kepal merapat..
Bersamaan dengan angan yang meluncur cepat..
Menuju telaga kenangan yang patut diingat.

Hujan di Wollongong..
Membuat lambung berbisik memanggil-manggil namanya..
Namun hati ini teguh..
Tidak!!
Malam ini tidak akan ada Indomie terseduh.

Wednesday 16 April 2014

Ceracau

Saya bukan Anda..
Anda bukan Saya..
Saya itu Saya..
Saya bukan Anda..

Tak perlu heran tak perlu gusar..
Karena mungkin ini bukan hal besar..
Tak perlu malu tak perlu ragu..
Karena manusia memang begitu..

Tak perlu bingung tak perlu linglung..
Karena tidak semua cerita itu bersambung..

Lalu untuk apa ini semua?
Mungkin paham tidak hinggap di dahi Anda.
Karena memang tidak semua cerita dapat dicerna..

Tapi tak mengapa..
Karena..


Saya bukan Anda..
Anda bukan Saya..
Saya itu Saya..
Saya bukan Anda..
Saya begini, mungkin Anda begitu..
Mungkin itulah Anda, tapi inilah Saya..
Saya anak Ibu Saya, Anda anak Ibu Anda..
Saya tidak jahat, Anda pun tidak Jahat..
Saya baik disini, Semoga Anda baik disana..
Saya ingin masuk surga..Anda juga?..


Semoga kita berjumpa..