Tuesday 26 November 2013

Pathetic Hero Wonderful Loser


There is only a slightly difference between being perseverance and pathetic..
And I think it is relevant with all kind of matter..
Office thing, academic thing, friendships..or even love..

You would be able to choose which one do you want to be..
But, you would not be able to know the result before you try as the best&hardest you can or commit giving up..

Fail doesn’t mean we are pathetic, on the other side, success doesn’t mean we are impressive.. 
Since result is not the prime determinant. 
Hell no, it is not.

Do you know what the most distinguishing factor is?

It is our mind..
Not hers, not his, not theirs!
It is your Own Mind.

Win or lose is in your head.
Perseverance or pathetic depends on your reflection.

During the journey, trust me, positive thinking is Gold, while negative thinking means gloomy and sufferance.

But things that I believe..

Regrets only come if we didn’t give our best and hardest attempts. However the biggest regret will come if we didn’t even try.

Thus, Let’s try..just try and try and try.. keep conscious.. be positive..try to enjoy your endeavors..

and don’t stop till you get enough.

Tuesday 29 October 2013

“Mau ke Fakultas Ekonomi? Lurus Lagi Kesana..”

Gigih yang Gigih

Bulan September lalu, gw baca sebuah artikel yang membuat gw cukup terharu sekaligus malu membacanya. Kisah tentang seorang Office Boy Outsourcing, yang berhasil menjadi Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Berikut link artikel yang ditulis oleh Gigih Prastowo, yang merupakan sang Office Boy yang menjadi tokoh utama:


Gigih, dari semenjak SMK memiliki Impian untuk berkuliah di FEUI, ia memiliki passion di sana, terlihat dari gemarnya ia mengikuti berbagai perlombaan mulai dari kompetisi ekonomi, riset, tangkas trampil perkoprasian sampai lomba artikel FEKSI. Walaupun menurut penuturannya, salah satu motif nya adalah karena ia membutuhkan hadiah dari lomba-lomba tersebut untuk membiayai sekolahnya..karena orang tuanya tidak mampu membiayainya.

Selepas lulus SMK, Gigih berjuang untuk masuk UI-UGM lewat jalur undangan, namun ia gagal. Belum menyerah, ia pun mencoba berjuang lewat SNMPTN Tulis, lagi-lagi gagal. Harapan terakhirnya melalui Seleksi Masuk UI (SIMAK-UI) tahun 2012, dan tertebak alur ceritanya kan..? yap..dia kembali gagal.
Tak betah menganggur..dengan mengandalkan ijazah SMK nya, ia mendaftarkan diri menjadi pegawai outsourcing untuk posisi office boy di sebuah Hotel. Beberapa bulan kemudian karena kinerjanya yang baik, dia diangkat menjadi Staff Public Area Attendant. Tugasnya adalah membersihkan Public Area hotel. Dua bulan kemudian ia berhasil lolos dalam seleksi untuk masuk ke Department Front Office. Ia berhasil lolos tes karena saat waktu kerjanya selesai..ia terkadang datang ke Front Office untuk mempelajari sistem kerja di Front Office.

Semangatnya untuk mengejar mimpi belum padam, hingga akhirnya musim ujian tes masuk perguruan tinggi tiba, dan Gigih kembali mencoba mendaftar Seleksi Masuk Bersama Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dan Seleksi Masuk UI (SIMAK UI).

Hingga hari pengumuman pun tiba..

“Aku begitu terkejut ketika melihat bahwa aku diterima di jurusan dan fakultas serta universitas impianku. Aku diterima di Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonsia! Aku langsung membisu, hampir lepas tak sadar kala itu. Hedak menangis tapi masih mencoba mengembalikan kesadaranku. Bahkan temankupun sempat tidak percaya (begitupun aku).  Sampai aku cukup tenang, aku langsung sujud syukur agak lama tanpa berdoa dan tanpa bisa berkata apapun karena begitu besar karuniaNya ini. Tak hanya itu, aku mendapat keringanan biaya kuliah tanpa uang pangkal dan hanya dikenakan Rp. 650.000 tiap semesternya”

Gigih Prastowo, sesuai dengan namanya, telah berjuang dengan Gigih! Menolak menyerah pada keadaan, berani bermimpi dan bangkit berdiri walau jatuh tersandung berkali-kali.


Gifar tak BerGigih..

Jujur, selama di kampus, gw tidak memiliki reputasi sebagai seorang mahasiswa rajin, brilian, study oriented, aktif di kelas dan menjadi anggota kelompok idaman dalam sebuah penugasan kelompok.
Yup, buat yang kenal sama Gifar, Akun 2006, mungkin asosiasi nya akan lebih ke Senat/BEM atau futsal. Lulus 4 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif diatas 3 sebenarnya sudah merupakan keajaiban buat gw, jika mempertimbangkan tingkat kehadiran di kelas (dan asistensi) serta partisipasi aktif dalam proses perkuliahan.

Bisa di afirmasi ke teman-teman seangkatan, bangku deretan paling belakang atau sebelum paling belakang udah jatahnya Gifar dan Ulil dan Ronald dan Soniwell dan Fendhi dan Stell, bahkan dua nama terakhir “lulus” duluan dari kampus sebelum 4 tahun. (Mending DO dibanding OD, ya ga Stell?)
Jujur, satu penyesalan terbesar gw selama kuliah adalah bahwa gw tidak menghadiri Paduan Suara saat acara Wisuda September 2006. Setiap tahunnya, mahasiswa baru diharuskan hadir sebagai pasukan Paduan Suara, namun saat itu gw tidak berpartisipasi dalam Paduan Suara, kenapa? Karena gw khawatir suara gw menghancurkan harmoni ….

Bukan.
Jujur, gw tidak datang karena: Malas.

Ketidakhadiran gw ini lah yang membuat gw nyaris menitikan air mata,,
Air mata malu..
Malu kepada Ibu dan Ayah, saat satu per satu teman-teman seangkatan yang berpredikat cum-laude dipanggil ke panggung, pada wisuda semester Genap 2010..
Sungguh hati ini perih tak terperi saat itu.

Kenapa gw tidak antusias di dalam kelas? Kenapa gw selalu duduk dibelakang? Kenapa gw suka memaksimalkan jatah bolos? Kenapa gw hanya belajar 1 malam sebelum ujian?

Simple. Karena gw hanya menargetkan lulus 4 tahun. IPK diatas 3. That’s it.

Target yang relative mudah, yang tak perlu menjadi pribadi Gigih untuk mencapainya.
Target yang gw yakin akan jauh lebih baik, Andai saja..
Andai saja gw datang Paduan Suara saat MaBa..dan melihat bagaimana para orang tua tersenyum bangga kepada anak-anak mereka yang namanya disebut saat daftar nama cum-lauder dibacakan..

Maaf Ibu..Maaf Ayah…..


Gifar sok Gigih

2 tahun lalu, atau tepatnya akhir tahun 2011. Entah kenapa, jujur gw agak lupa persisnya kenapa. Saat itu tiba-tiba saja gw rajin aja buka-buka milis beasiswa. Tiba-tiba jadi kepo sama temen-temen yang saat itu sedang studi ke luar negeri. Tiba-tiba jadi buka-buka situs kampus-kampus yang ada di luar negeri.
Tapi dua nama yang gw ingat, yang saat itu suka gw tanya-tanya pengalaman mencari sekolah dan beasiswa. Pertama Niken Astria Sakina Kusumawardhani alias Mamih. Akuntansi 2005  dan Rora Puspita Sari, Akuntansi 2006. Mamih saat itu sedang di Paris, awardee beasiswa TOTAL (oil company asal Prancis) dan Rora saat itu di Glasgow.

Oh gw inget!!! Saat itu (2011) kebetulan BPK sedang moratorium, dan baru akan buka di tahun 2013 katanya, jadilah gw mulai memikirkan bahwa kuliah S2 diluar negeri sembari menunggu moratorium bisa manjadi Opsi! Terus akhirnya nanya-nanya deh ke si Mamih dan Rora. Yap, itu dia momentumnya.

Perburuan dimulai….

Gerbatama (Gerbang Utama)
Mau kuliah diluar negeri, TOEFL/IELTS adalah syarat mutlak yang dibutuhkan. Selain tentunya masalah pendanaaan. Alhamdulillah..orang tua saya tidak mampu jika harus membiayai saya kuliah di luar negeri..
Jika mereka mampu, mungkin sekarang saya sudah jadi pemain band merangkap aktor..*lah..ngawur.
TOEFL/IELTS itu wajib. Sisanya sunnah. Oleh karena itu, hal pertama yang harus gw tunaikan adalah mengambil tes TOELF or IELTS. Karena jujur aja Bahasa Inggris gw ga canggih..jd ya gw coba meningkatkan kemampuan gw dengan cara-cara menyenangkan..nonton film..denger mp3..baca artikel..dan berguru sama Susetyo Adhyn si Mississippi boy dan Ulil Lilcapitano

Seumur hidup gw ga pernah kursus Bahasa Inggris. Agak tercengang juga saat gw menyadari bahwa ternyata banyak banget teori-teori grammar yang saat itu baru gw ketahui. Beruntung gw punya sahabat sekaligus mentor bahasa Inggris gw: Adhyn dan Ulil. I owe you a lot, gays. A lot..

Karena belum berani ambil TOEFL iBT atau IELTS yang biaya nya hampir 2 jutaan, jadi gw memutuskan untuk trial dulu mengambil TOEFL ITP (satu level di bawah iBT). Saat itu gw tes bareng si Ulil di LBI (FIB) UI.

Eng ing eeeng…Ternyata bisa tembus nilai minimal 550..yeay..lumayan meningkatkan percaya diri sih saat itu..

Sedikit bocoran, MahaGuru gw, si Ulil, saat itu dapet score 630!!! Freak! -___-!

Stasiun UI

Selang beberapa hari setelah tes ITP, gw dapet info bahwa beasiswa TOTAL (oil company asal Prancis) membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk bisa berkuliah di Prancis..Gratis..tis..tis..tis..tis……

Berbekal score ITP yang pas-pas-an..gw nekat apply beasiswa TOTAL..begadang bikin essay..dan bergerilya mencari surat referensi dari kantor dan kampus..khusus surat referensi dari kampus gw cukup sulit mendapatkannya..karena ya memang ga kenal banyak dosen..haha. Eh, salah, ralat, gw kenal banyak banget dosen….

Tapi dosennya ga kenal gw…
*kukuruyuuuuk….


Lolos administrasi, dipanggil lah untuk mengikuti seleksi berikutnya berupa FGD.
FGD dalam bahasa inggris, dengan fasilitator sebagai penilai dan penentu kelulusan..

Background gw sebagai aktifis yang doyan ngemeng membuat gw rada mendominasi FGD..ngotot..dan ga mau ngalah..

Hasilnya?? Hehehe…hehehehe..hehehe..hehehehehehe…
Tuut tuuut..gujes gujes…tuut tuuut..gujes gujes….

Saat itu sama sekali ga kecewa..karena dari awal target gw hanya: yang penting pernah nyoba!
Lagipula banyak hikmah dari kegagalan ini: gw jadi punya surat referensi yang bisa dipakai lagi kedepannya, gw punya essay-essay dengan topik yang biasa dipakai dalam proses administrasi beasiswa or kampus. Terlebih, tentu gw punya pengalaman kan jadinya..

Belok Kanan, ternyata Halte Psikologi maju dikit lagi..FISIP taunya..

Setelah Gagal Total dalam beasiswa TOTAL, yang ada gw makin rajin nyari-nyari info beasiswa. Saat itu gw mengincar program Master of Public Policy. Kebijakan Publik. Bidang yang nampaknya tepat bagi orang yang berniat berkiprah di public sector atau pemerintahan, seperti gw.

Kasak kusuk cari kampus, lebih tepatnya cari kampus yang sekaligus memberi kesempatan beasiswa juga. Setelah gw sadari, ternyata TOEFL ITP itu tidak cukup untuk dijadikan modal mendaftar ke kampus. Syarat yang diharuskan adalah TOEFL iBT atau IELTS. Artinya, masih ada kewajiban yang belum gw tuntaskan..gw harus ambil tes entah itu iBT atau IELTS. Ini ibarat persimpangan setelah stasiun UI..lo bisa pilih..mau lurus..atau belok kanan. Atas pertimbangan biaya yang lebih murah, akhirnya gw memutuskan mengambil iBT..(Minang nya keluar..hahaha). Gw ambil bareng si MahaGuru, Ulil.

Selama beberapa minggu, playlist lagu gw adalah listening test. Di kantor gw listening, di motor gw listening, mau tidur gw listening. Selama beberapa minggu, gw pacaran sama listening..sekarang udah putus...jomblo lagi deh..*jiaaah..

Singkat cerita, setelah melalui iBT test selama 4 jam, pengumuman pun keluar 2 minggu setelahnya..
Tak disangka tak dinyana..kadang masih terheran-heran…masa score gw lebih tinggi dari MahaGuru?! =O

Alhamdulillah dapet score lumayan..kalo kata MahaGuru itu udah aman untuk apply-apply ke kampus-kampus di Eropa...Spontan Sujud Syukur saat liat pengumuman score..

Selama menunggu pengumuman score iBT, saat itu gw sedang mempersiapkan application untuk program beasiswa Erasmus Mundus, Master Program in Public Policy..gokil ni program..2 tahun kuliah di empat negara. Hungary-Netherlands-Spain-England. Asik beneerrr….?!
Sayangnya, karena hingga deadline pendaftaran Erasmus Mundus pengumuman iBT belum juga keluar..gw batal mendaftarkan diri…kecewa juga kenapa ga test lebih cepat..yah..tapi mau gimana lagi. 

Kebetulan disaat bersamaan juga gw dan beberapa teman (sebut saja namanya Annisa Riani dan M.Kholid) sesama pemburu beasiswa janjian untuk mencoba mendaftar ke Program Master of Public Policy di Lee Kuan Yew School of Public Policy, National University of Singapore. Kami submit application bareng2..dan Alhamdulillah saat itu senang banget bisa masuk short listed yang akan lanjut ke proses tes tertulis dan interview. Tes tertulis berjalan kurang sesuai harapan menurut gw sih..karena topic essay yang saat itu diminta terlalu ke teori kebijakan ekonomi gitu..(lah elo kan anak Ekonomi pay?! Bukan..gw anak Akuntansi yeee…*ngeles *self-toyor)

Di hari yang sama lanjut interview..di interview sama 2 orang impor..yang satu Ibu-ibu Phd..yang satu Professor dari Kanada..

Pas Interview kebanyakan… “Pardon Sir…Pardon Sir..Pardon Sir..” Hahahahaha.. definitely it was not my best interview. Si Bule dengan accent Kanada nya terdengar sedikit kumur-kumur di telinga..beruntung si Ibu dengan accent yang lebih familiar bisa gw pahami perkataannya.

Pasca interview, langsung ngebut gw..kenceng maksudnya…

kenceng berdoa…hahaha


Beberapa minggu kemudian..dapat email dari pihak kampus..isinya kurang lebih..:


SELAMAT!!!!SELAMAT!!! SEKALI LAGI SELAMAT..






Selamat mencoba lagi di lain kesempatan.. *uhuy!

Mungkin abis FISIP, FE tuh!
Baru gagal beberapa kali..tapi saat itu cukup kuciwa dan daun sih..(down..alay). Karena saat itu udah kenceng banget doa nya cing…sampe-sampe pake Helm klo lagi doa…*krik.

Ditengah kekecewaan..gw berniat untuk mencoba sekaliii lagi. Mumpung sertifikat iBT masih ada sisa satu lagi, karena klo udah abis, harus pesen lagi ke provider test bayar 350 ribu per lembar dan baru sampe 3-4 minggu soalnya dikirim via pos langsung dari Amriki.

Saat itu ada satu program beasiswa dari Deutscher Akademischer Austausch Dienst (DAAD).  Joint organization pemerintah Jerman yang fokus dalam bidang pendidikan tinggi. Ngasih-ngasih beasiswa gitu ke negara-negara lain untuk berkuliah di Jerman.

Singkat cerita, daftar lah eike..ke program Master's Scholarships for Public Policy and Good Governance (PPGG). Karena rada desperate..gw nekat kirim semua sertifikat-sertifikat asli yang gw punya..sertifikat seminar, training, dll.

Setelah melalui perjuangan keras dan berliku..melewati proses-proses sedemikian rumit..(baca: administrasi doang maksudnya)
Akhirnya…kabar dari DAAD pun………..


Tak kunjung datang hingga detik ini. Bwahahahahahahahaahaha. Failed mameeen..Failed!! =)



Pada akhirnya gw bersyukur sih ga dapet beasiswa ke Jerman..lah wong ngucapin Deutscher Akademischer Austausch Dienst aja mulut gw nyangkut..wakakakakak.

Setelah FISIP itu FIB, baru FE..
Awalnya jujur, udah mau nyerah mencari beasiswa..karena tak terasa udah tahun 2013..BPK pun akan buka penerimaan di akhir tahun 2013..misi gw kuliah S2 sembari menunggu moratorium penerimaan pegawai BPK menjadi tidak relevan.

Tapi entah kenapa yang ada gw jadi penasaran. Dalam banyak hal, gw selalu berpikir, “Kalau ribuan orang lain bisa, kenapa gw ga bisa?!Pasti Bisa!”

Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, atau lebih dikenal dengan singkatan populernya LPDP, muncul ditengah dahaga para pemburu beasiswa..sebuah lembaga yang memiliki visi dan misi suci, demi memperbaiki jiwa raga bangsa dan mimik Ibu Pertiwi.

Jujur, keberadaan LPDP menjadi angin segar buat gw pribadi saat itu, yang sedang beristirahat keringetan abis ngejar-ngejar burung perkutut Prancis..Singapura dan Jerman.

Dari kegagalan DAAD, ditambah cerita teman-teman seperjuangan..akhirnya gw menyadari..bahwa akan lebih berpeluang bagi kita untuk dapat beasiswa misalnya kita udah punya Letter of Acceptance (LOA) dari kampus yang dituju.

Disatu sisi, jujur gw merasa pesimistis dengan program yang gw incar..Master of Public Policy (MPP). MPP ini memang cocok bagi orang yang ingin berkiprah di dunia pemerintahan, sebagai pengambil kebijakan. Ya, benar gw mau masuk BPK, cita-cita terbesar gw salah satunya adalah menjadi Anggota BPK (red:”anggota” itu sebutan untuk semacam Direksi BPK gitu). Gw sadar betul, MPP itu sebenarnya terlalu IE (Ilmu Ekonomi), cocok untuk anak IE..dan jauh lebih berpeluang diterima oleh kampus jika kita punya background IE, dan bekerja di bidang yang berkaitan dengan pemerintahan.

Lah gw? Lulusan Akuntansi..seumur-umur kerja di sector privat, jadi auditor..konsultan akuntansi..tidak bersentuhan SamSek sama pemerintahan…aaaah..trus gimana caranya biar gw bisa kuliah di jurusan yang bisa menunjang gw untuk berkiprah di pemerintahan..wa bil khusus di BPK RI.

Ditengah kebingungan..muncul lah si Reski, staf gw di Dept. Pengmas BEM 2008. Doi tiba-tiba bilang, “Far, gw mau banget kuliah di Master of Forensic Accounting, University of Wollongong” (UOW).           
Hah? Master of Forensic Accounting???sounds cool huh?! Dan kok gw baru denger ya ada program itu?!

Yang gw tau, accounting mah Master of Accounting (and Finance)?! Kok tiba-tiba ada Master of Forensic Accounting (MFA) ?? Apaan tuh?!! Setelah riset mendalam melalui metode penelitian dengan menggunakan puluhan variable yang di exercise dengan teknik Regresi Linear menggunakan software termutakhir (baca: Googling), akhirnya gw tau apa itu MFA.



“The Master of Forensic Accounting emphasises a holistic approach to the investigation, presentation and resolution of disputes involving legal and accounting issues”

Masya Allah..kemana aja gw selama ini..kenapa baru tau ada program iniiii?! Ini jauh lebih pas buat gw yang memiliki background accounting, berprofesi sebagai auditor, dan ingin berkiprah di BPK! Jauh lebih pas dengan profil gw!

Belakangan gw sadar kenapa gw baru denger ini program MFA..karena memang sangat sedikit kampus yang punya program ini..di Australia..hanya University of Wollongong yang punya program ini..di Britania Raya, hanya University of Portsmouth yang punya program ini. Beberapa kampus di USA punya program ini, tapi gw ga mau ke Amrik. Ga minat. At all. Cuih.

Jujur sebenarnya pengen banget ke Eropa..biar bisa belajar sekaligus nonton Bola..mau banget ke Milan..ngeliat Cinta sejati gw..Inter Milan, langsung di Guiseppe Meazza.. ya Allah kasih saya kesempatan yaa someday..
Dan tentunya kalo di Eropa kan bisa Eurotrip..hehehe. Bisa aja sih mencoba pragmatis dengan mengambil program Accounting&Finance..tapi itu artinya gw sedikit keluar jalur dari idealisme awal gw.

Dan gw coba mantapkan hati untuk memilih dan mendaftarkan diri ke program Master of Forensic Accounting  di Wollongong..sebuah desa di Jawa Timur sana…*ngok..ndeso memang namanya*
Singkat cerita, unconditional LoA dari UOW berhasil gw dapatkan..lolos interview LPDP..ikut program kepemimpinan 12 hari..dan diganjar Letter of Guarantee dari LPDP yang menyatakan bahwa LPDP akan menanggung semua biaya pendidikan, non-pendidikan, dan lain-lain. Alhamdulillah wa syukurillah..Bahagia setengah mati..terharu setengah hidup.. ;(

Hal yang lebih membuat gw bahagia adalah saat bisa melihat Ayah dan Ibu tersenyum girang mengucap Hamdalah saat mendengar kabar bahwa gw dapat beasiswa…semoga bisa sering-sering membuat mereka tersenyum girang kaya gitu.. ;)

Semoga…..


Tiap kali gw gagal dalam proses seleski beasiswa..perasaan kecewa dan down jelas ada..tapi gw selalu mencoba menyikapinya dengan positif..karena gw yakin..tiap kegagalan sejatinya satu langkah lebih dekat menuju keberhasilan yang dituju..

Bayangkan jika si Gigih tidak mencoba lagi dan lagi..mungkin dia masih bekerja di Hotel sebagai pegawai biasa..tenggelam dalam rutinitas hidup dan mulai melupakan mimpi nya…

Andai saja gw berhenti dipercobaan kedua atau ketiga..padahal percobaan berikutnya sudah menggantung buah rezeki yang siap gw petik. Setiap kegagalan pada proses seleksi beasiswa yang gw ikuti, sebenarnya meninggalkan hikmah yang positif..setelah beberapa kali percobaan..disana adalah momen dimana gw punya semua syarat yang dibutuhkan untuk mendaftar beasiswa-beasiswa lain..Toefl score yang cukup..surat referensi dari beberapa orang..essay dengan berbagai topik yang bisa di-combine sesuai kebutuhan..Motivation letter..CV yang sudah terpoles bedak marketing..dan tentunya,,,mental bangkit yang sudah terungkit.

“Mau ke Fakultas Ekonomi? Lurus Lagi Kesana..”




Kawan…

Setiap kali kita gagal dalam sebuah usaha…
Anggap saja kita ini Mahasiswa Baru yang baru masuk UI, kita ga tau denah kampus UI Depok..
Setelah masuk melalui Gerbatama..
Kita jalan kaki dari Halte Stasiun UI,  tujuan kita..kita ingin ke Fakultas Ekonomi..
Setelah berjalan sekian waktu..sampai lah ke halte berikutnya..
Eeeh ternyata Halte Psikologi! bukan FE! gagal..
Coba lagi jalan lagi..sampe halte berikutnya..Eeeeh ternyata FISIP!..gagal lagi...
Coba jalan lagi walau udah mulai lemas dan haus..berharap berikutnya adalah FE...
Sampe halte berikutnya..eeeh ternyata FIB!!!Aaargh...gagal lagi..!!

Sampai titik ini..kita punya pilihan…
Kita bisa menyerah pulang..atau bisa lanjut menyeret kaki dengan badan yang tetap tegap..

Pilihan..

Tapi satu yang pasti..setiap kali gagal..sungguh…
sejatinya semakin dekat kita dengan FE…

Keep your chin up!! Show some Perseverance!! Spell prays as much as you can..and yours is coming..



Dan Saat ini gw sudah sampai di Halte tujuan. 

Halte, Gifar..baru HALTE..ingat itu!



NB: Plis teman-teman..gw mohon plis!! cari info tentang LPDP di http://www.lpdp.depkeu.go.id/ siapin berkas-berkasnya yang sejujurnya tidak ribet, dan jemput rezeki-mu, kejar cita-mu, buat senyum Ayah Ibu mu..GOOD LUCK!! ;)

Sunday 27 October 2013

Bulan merekah setengah



Hari ini cukup lelah..
Seharian ini cukup banyak data digital ku olah..
Salah lahap makanan berkuah..
Hingga saat berlari tadi aku lemah..
kaki ini seolah tidak terlalu lincah..

Malam cukup larut namun semangat belum surut..
Kelopak mata terkantuk namun mau tak mau harus ikut..
Melingkar dua jam menjadi murid penurut..
Hingga malam pun sangat larut..namun agenda harus dirunut..

Walau hanya sekedar singgah..
Ku harus pulang ke rumah..
Lelah sungguh lelah..
Ingin rasanya tewas terlelap seperti si Ijah..
Lelah sungguh lelah..

Beruntung malam ini ku ditemani sosok indah..

Kuintip dia..
dia melirik..
Kutatap dia..
dia mendelik..
Aku sembunyi..
Dia mengintip..
Aku lari..
Dia terpatri..

Indah..cukup indah..
Hingga lelah seolah musnah..

tak terasa ternyata aku sudah di rumah..
Itu artinya aku berpisah..
Berpisah dengan sosok indah..

Bulan Setengah yang Menyala Merekah..
berhias Bintang Benderang di Pojok Kiri Bawah..

Alhamdulillah...


26 Oktober 2013
00.30 - 01.40
-Sepanjang jalur Depok-Bekasi-

Saturday 31 August 2013

Come On Guys!!



Siapa sih yang ga mau kuliah keluar negeri dibayarin alias Gratis? Udah biaya kuliah dibayarin, dikasih uang saku pula? Transportasi dan biaya-biaya lain yang menunjang proses perkuliahan dibayarin pula..Siapa yang ga mau?? Menurut gw, pada dasarnya semua orang mau laaah.. Mungkin beberapa orang ada yang ga mau atau belum mau, mungkin karena sudah puas dengan kondisi nya saat ini dan sudah merasa cukup dengan kapasitas intelektualnya. Sebagian orang ada juga yang memiliki pertimbangan tersendiri hingga akhirnya opsi kuliah gratis bisa dikesampingkan. Mungkin terkait masalah keluarga, karir nya saat ini, atau pun pertimbangan lainnya.. orang dalam kelompok ini adalah orang-orang yang “Pengen siih,,,Tapiii………”. Sah-sah aja, bebas-bebas aja..

Tidak ada yang salah jika ternyata kita tidak memiliki keinginan kuliah lagi karena hal-hal tersebut diatas. Namun gw terkadang bingung dengan orang yang ga punya keinginan untuk meneruskan kuliah dikarenakan alasan yang sebenarnya berbahaya dan urgent untuk diselesaikan: “Gw ga tau gw mau ambil kuliah apa, soalnya gw ga tau gw mau jadi apa di masa depan”. Orang dalam kelompok ini adalah orang-orang yang “Gw ga tau untuk apa gw kuliah lagi…”. Keinginan saja ga ada, gw khawatir orang-orang model ini adalah orang yang belum selesai dengan dirinya. 

Orang yang menjalani hidup mengikuti arus kehidupan tanpa tau menuju muara mana ia terseret. Masa iya ga tau mau jadi apa? Masa iya hidup ga punya keinginan atau impian atau cita-cita? Bukankah bermimpi dan bercita-cita itu gratis dan ga dosa? Okelah bukan cita-cita atau impian, kita turunkan kadarnya menjadi Tujuan. Masa iya hidup ga punya tujuan? 
Kalau belum punya tujuan, wah…mending coba dielus-elus jidatnya..coba dipikirkan dulu.. 
Coba dikorek-korek otaknya..coba pikirkan dulu lebih keras..
Coba dicongkel-congkel hatinya..coba pikirkan lebih keras lagi, sudah pasti hati kita itu punya keinginan kok.. 

Kalau memang punya, seharusnya tiap orang bisa membuat turunan dari tujuan tersebut kedalam sebuah gambaran jenjang pendidikan yang bisa me-leverage orang tersebut dalam mencapai tujuannya, atau setidak-tidaknya bisa masuk ke kelompok “Pengen siih,,,Tapiii……..”. Sah-sah aja, bebas-bebas aja.. 

Yang penting jangan kalah sama Sprite! ”Kutahu yang kumau!!”. 

Paradigma menuntut ilmu bagi tiap manusia harus diperkuat, diperjelas dan diyakini. Dalam agama Islam, ilmu dan aktivitas menuntut ilmu ditempatkan sebagai sesuatu yang mulia. Ayat Quran pertama pun berbunyi “Iqra” yang artinya “Bacalah”. Bahkan salah satu amal yang tidak akan terputus pahala nya adalah ilmu yang bermanfaat. “Tuntutlah ilmu mulai dari buaian hingga liang lahat”, nah loh jelas banget ituh. Tanpa harus menambah argument lagi, kita harus bersepakat disini bahwa Ilmu dan aktivitas menuntut ilmu merupakan sesuatu yang mulia dan dianjurkan. Sepakat?? Ga sepakat gw kepret! 

Tuntutlah ilmu hingga ke negeri China (red:hadits lemah

Memang benar bahwa kuliah atau gelar sarjana/master/doctor bukanlah suatu hal wajib yang harus dituntaskan, ilmu pengetahuan pun tidak hanya bisa didapat di dalam ruang kelas dan institusi formal saja, karena sesungguhnya ilmu ada di tiap tangkapan retina dan pejaman mata, ilmu ada di tiap hening dan getar gendang telinga, ilmu ada di tiap hirup hembus udara..ada di tiap peka rasa indera. Tapi kita hidup di zaman edan, akhir zaman, kita hidup di dunia yang kompetitif dan penuh persaingan, di mana faktanya recognition dari lingkungan sosial mensyaratkan hal-hal yang bersifat materiil dan administratif. Dalam hal ini gw berbicara tentang ilmu yang dikejar di institutsi formal dan diakhiri dengan pemberian selembar kertas berpola cantik yang disebut Ijazah. Ijazah dan gelar adalah sebuah keniscayaan dari proses menuntut ilmu di institusi formal. 

Si empunya ijazah selanjutnya bisa punya nama yang lebih panjang dari nama asli yang tertera di catatan sipil, dan hal ini lah yang secara tidak tertulis telah disepakati secara sosial oleh masyarakat kita sebagai salah satu pertimbangan dalam banyak hal. Bersifat duniawi memang, tapi itulah kenyataan yang ada dan ini boleh jadi menjadi salah satu undakan yang harus kita injak untuk mencapat impian/cita-cita/tujuan. Namun patut dipahami, dan sekali lagi, paradigma tentang ijazah dan gelar mesti kita cermati dan kita yakini. Bahwa kalau kita kuliah itu sudah pasti (insya Allah) akan dapat yang namanya ijazah dan gelar. Tapi sesungguhnya lebih dari itu, tidak hanya dua hal itu yang akan kita dapatkan, tapi banyak hal-hal lain yang bersifat intangible namun lebih valuable akan pula kita dapatkan. Wawasan, pola pikir, attitude, kemampuan analitis, pengalaman, jaringan dan sahabat baru, kepercayaan diri, bahkan jika bisa memantapkan niat dan menjaga-nya dengan baik, menuntut ilmu bisa jadi salah satu sumber tabungan pahala juga. 

Jika kita bisa menimba ilmu di negeri orang, umumnya hal-hal tangible (ijazah dan gelar) serta intangible tersebut diatas berpotensi dapat berlipat-lipat value nya. Paling tidak itu yang saya percaya. 

Dengan kondisi ceteris paribus, secara umum scholarship hunter lahir ditengah pasar yang mempertemukan paradigma diatas dengan supply beasiswa yang sebenarnya berjumlah tidak sedikit (silahkan googling). Buat yang ga percaya, percaya deh, percaya bahwa Buwanyakkk kesempatan beasiswa yang bisa kita upayakan..nanti pada kesempatan berikutnya saya akan coba menceritakan perjuangan saya mencari beasiswa hingga akhirnya Alhamdulillah beberapa hari yang lalu barus saja tanda tangan kontrak Beasiswa dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). 

“Ayooo…seekolaaah..” 
Ada yang ingat dengan slogan diatas?dulu iklan layanan masyarakat itu sering muncul di TV.. Pada intinya, tulisan ini gw harapkan bisa memotivasi kita semua untuk bisa senantiasa berusaha menjadi orang yang memiliki impian, cita-cita, tujuan hidup. Sekaligus mencoba memaparkan sebuah paradigma umum yang mungkin bermanfaat. 

Tulisan ini insya Allah juga akan menjadi mukadimah untuk tulisan saya berikutnya mengenai Perburuan Beasiswa, Alhamdulillah saya sudah dapat buruan saya.. =) 

Saya tutup tulisan ini dengan mengutip sebuah syair indah karya Imam Syafi’i, : 

Merantau 
Orang pandai dan beradab tidak akan diam di kampung halaman 
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang 
Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan 
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang 

Aku melihat air yang diam menjadi rusak karena diam tertahan 
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak kan keruh menggenang 
Singa tak akan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang 
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak akan kena sasaran 

Jika saja matahari di orbitnya tidak bergerak dan terus diam 
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang 
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman 
Orang-orang tidak akan menunggu saat munculnya datang 

 Bijih emas bagaikan tanah biasa sebelum digali dari tambang 
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan 
Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan 
Jika dibawa ke bandar berubah mahal jadi perhatian hartawan

Wednesday 31 July 2013

Puisi ini udah jadi lagu loooh.. =)

coba kalian lihat,,senyum sang sahabat..
coba kalian ingat..SIAPA mereka?!

terawali oleh seikat niat tulus..

kita bercengkrama disini.
diawali dengan sebuncah kebanggaan..
kita tersenyum disini..

teringat goresan canda..

sebelum kucerna semua makna,,
terkenang kucuran peluh..
saat genderang perang bertabuh..

sekian lama kugali,,

harta ini menghampiri. .
kuyakini..
kita "Bersama dalam Harmoni"

namun,,saat sang waktu berhasil menyeret fakta..

ku tak kuasa menahan laju pusaran generasi..

teringat goresan canda..

sebelum kucerna semua makna..
ter-ngiang tumpahan tawa..
saat hati telah lemah menahan waktu..

sekarang..

silahkan kalian pergi..
siratkan lah arti disetiap tempat yang kalian singgahi!
namun,kujamin pasti,,
saat hati ini tersentuh harum wangi jiwamu,,
Ia akan masih..dan akan terus bersimfoni.. ......... .......

"selamat datang kembali di hati ini,,

karpet merah menyambut kalian di istana hati..
dimana awan yang menentukan cuaca hati,,
terproduksi selama kita berinteraksi. ."

"selamat datang kembali dihati ini,,

nyanyian kalbu menyambut kalian dari dasar hati..
dimana kalian membangun istana sendiri..
dan bebas tinggal sesuka hati.."

"selamat datang dihati ini,,

gemerincing semangat menggaung disini..
dimana kalian telah menanam benih..
yang akan kurawat dengan sepenuh hati.."

"selamat datang dihati ini..

sejumput asa terbang berseri..
dimana kalian duduk disini,,
dan tak akan pernah sanggup kuusir,,,pergi. ."
*Dedicated to: Sahabat-sahabat, Senat Mahasiswa FEUI 2007/2008.


Puisi diatas gw kasih ke Bayu Widiatmowjo untuk dibuatin lagu..

terciptalah lagu indah ini..cuma dalam tempo 3 hari..
yap! 3 hari! Bay..I am your No.1 fans!
Coba deh di donlot melalui link dibawah ... ;)

http://www.4shared.com/mp3/sO3gFK7r/Mowjo_-_Harmoni__Senyum_sang_s.htm?aff=7637829

Saturday 1 June 2013

Pijar Mata Nyala Terjaga..



====================================
Matahari sedang berpijar di belahan bumi lain..
dan sinar mata ini masih berpancar membelah gelapnya kamar..
biarlah kutunggu redupnya..


======================================
Mimpi dan harap telah hinggap di persinggahan malam..
Namun Angan ini masih terbang tinggi membidik cakrawala hati..
Biarlah kutunggu landainya..


=======================================
Alam berorkestra memainkan harmoni musik sunyi senyap..
Namun jiwa ini ramai sekali memutar acak piringan ingatan..
Biarlah kutunggu pudarnya..


=======================================
Karena saat Mata ini telah sayu me-layu..
Dan Nafas kian terulur teratur..
Punggung ini kan merebah lelah..
Yah..Satu jiwa sehat butuh rehat..
Seiring asa dan doa yang terikat..
Semoga saat nanti terjaga..dunia tak lagi penuh dusta..

=======================================

Friday 31 May 2013

Kisah Embun Semalam...




"kulihat titik-titik air..
mengembun dipermukaan daun,,
mereka telah berproses semalam..
berubah menjadi bulir kristal yang menyejukan..
lihatlah..
indah,,,cukup indah...
tak lama kunikmati..butir embun menyatu cepat,,
erat,,membesar memenuhi sebagian luas lembar kehijauan.

tapi sejenak kusadari,,
butir-butir air saling mengikat..
saling bertukar mineral,,
mineral yang tertambang dari berbagai perjalanan..
mineral yang mungkin dapat menjadi bekal..
dan bermanfaat bagi daun-daun lain..
daun di pohon itu..
pohon nusantara..

wahai embun..ingatkah kalian..
saat senyum mentari pagi berubah terik,,
sebagian jiwa menguap..
namun embun berusaha tetap merekat..
butir bening..ingatkah kalian..!
saat angin berhembus angkuh..
embun bergeming..
namun butir berusaha mendekat tanpa sekat..

seiring awan yang melaju tenang..
embun bergulir perlahan..
mereka sampai ketepi daun..
menetes..

ku berdoa..
semoga perjalanan mereka memberi arti..
membantu akar..menghidupkan pohon..
mengokohkan batang..
atau setidaknya menguatkan ranting..

ku yakin pasti..
saat mentari lagi-lagi menyapa hati,,
embun itu kan tetap ada,,
entah di daun yang lain..
di permukaan gelap yang kasar..
diatas merahnya tanah..
atau mungkin diatas tembok berlumut..

karena kuyakin..
mereka akan tetap mencoba..
membuat pagi esok tetap sejuk,,

walaupun mentari tersenyum kecut.."