Tuesday, 21 May 2013

Saha Ngaran Maneh Saha


Sebagai tindakan preventif, jaga-jaga kalau gw nanti jadi orang sukses (rencananya sih gitu, plus masuk surga juga), gw ga mau jadi orang yang lupa asal usul dan lupa sama jati diri gw sebelumnya. Mungkin pola pikir, sifat dan sikap bisa berubah seiring dengan proses kedewasaan. Selama itu positif sih it’s OK. Tapi gw juga ga mau karakter, beliefs dan preferensi asli gw nanti terpengaruh oleh kemunafikan dan racun-racun dunia yang penuh dusta…..Oh Rosalinda…

Tulisan ini bisa jadi Kontrol internal untuk gw juga sebagai bahan evaluasi, bahan kontempelasi sekaligus alat kalibrasi untuk gw pribadi. Gw nanti akan bisa melihat..sejauh apa gw berubah..apakah perubahan itu ke arah positif atau negatif? Demikian.

Bagi pembaca lain yang tidak berkepentingan, mending ga usah baca. Baca Qur’an aja mending dapet pahala.
Bagi pembaca lain yang berkepentingan, bisa baca untuk lebih mengenal penulis. Tapi Baca Qur’an juga, masa mau kalah sama pembaca yang tidak berkepentingan.

Judul diatas diambil dari judul sebuah lagu Rap berbahasa Sunda..dulu pas gw SMA (sekitar 2 tahun lalu lah berarti) lagu itu sempet ngetrend di sekolah. 

Saha Ngaran Maneh Saha, Imah dimana?
(Siapa nama kamu siapa, Rumah dimana?)
Saha Ngaran Maneh Saha, Anakna Saha?
(Siapa nama kamu siapa, Anak siapa?)
Saha Ngaran Maneh Saha, Hayang jadi Saha?
(Siapa nama kamu siapa, Mau jadi siapa?)
Saha Ngaran Maneh Saha?!
(Siapa nama kamu siapa)

Sepenggal lirik diatas memang membuat kita curiga, jangan-jangan itu lagu untuk interview kerja.  Lagu tersebut intinya sih mau ngajak kenalan..tapi namanya juga rapper..mau kenalan harus sampe nafas dia abis baru boleh kita jawab. 

Nama gw: Rachman Gifar. Lahir pada tanggal 3 Desember 1988, di Pondok Gede, Jakarta Timur.
G  =            Gifar namanya
I   =             Imut anaknya
F  =             Funky orangnya
A  =             Apaan siii..hahaha cukup cukup.

Anak ke-dua dari pasangan Minang-Betawi. Ayah orang Minang, Ibu orang Betawi.  Berselisih 2,5 tahun dengan si Abang, 15 bulan saja dengan si adik dan 8 tahun dengan si bungsu tercantik.
Cita-Cita:Menjadi Pemain Sepak Bola Profesional.
Hobby: Main bola
Warna Favorit: Biru Muda
Makanan Favorit: Dendeng Balado
Minuman Favorit: Teh manis anget, tapi jangan SariWangi. Kalo bisa Teh Cap Poci, Tong Ji atau Bendera.
Musik Favorit:   90’s Music!, Punk Rock, Mr.BIG, Blink182, Green Day, Sum41, Dashboard Confessional, Sheila on 7, Taylor Swift.
Motto: Rajin Pangkal Pandai
(perkenalan ala Binder-binder jaman SD..hehe)


Sejak bayi, gw tinggal di Bandung karena kedua orang tua merupakan pegawai BUMN yang Cuma ada di Bandung saat itu. BUMN yang sejatinya amat strategis namun pasca reformasi “dibunuh” perlahan oleh IMF.

Menjalani masa tumbuh kembang di Bandung, 13 tahun lamanya gw menghirup udara sejuk nan segar milik Kota Kembang. Masa yang sangat bahagia..sangat sangat bahagia.. masa kecil yang sempurna menurut gw pribadi. Hingga saat ini gw terobsesi untuk membeli kembali rumah yang dulu pernah ditinggali di Bandung. Insya Allah, nanti gw akan beli rumah itu. Tunai.

Suatu saat harus gw tulis kisah masa kecil gw di sana,,pasti lucu untuk dibaca 10 tahun lagi.. =)
Lulus SD, masuk lah ke SMP Negeri 3 Cimahi, hingga di awal tahun 2001, kelas 2 SMP, caturwulan II (hahahahaha CATURWULAN Ciiing…) pindah lah gw ke Kota Bekasi.  Kota buluk, bapuk, panas, kotor, ngebul, semprul… tapi ga punya pilihan, secara masih ikut orang tua.

Merasakan jadi  “Anak Pindahan”, predikat yang disematkan kepada murid yang baru masuk ke sekolah dengan status pindahan dari sekolah lain. Proses adaptasi budaya, bahasa, pergaulan, cuaca, etika dan faktor lain yang harus dilalui sebagai “Anak Pindahan” sungguh berkesan dan membawa dampak bagi sifat dan karakter gw kedepannya.

Lulus SMP, ternyata Nilai UAN saat itu cukup untuk masuk ke SMA Negeri terbaik. Di Bekasi. Hehe. SMA 1 Bekasi yang dulu kucinta tapi sekarang tak lagi kucinta, RSBI go to hell..

Walaupun 3 tahun di SMA Cuma rajin main bola dan pacaran, Alhamdullilah bisa keterima di Jurusan Akuntansi FEUI jalur SPMB.  It was a miracle, if we consider that Accounting-UI has the highest passing grade requirement


Selama kuliah tinggal di rumah Bude di Ps.Rebo..2-3 tahun terakhir, setelah lulus, malah tinggal ngekost di Arista Institute (banyak cerita berkisar institusi ini nanti) kukusan Depok, 2 menit dari kampus..haha. Ngekost karena dari kostan ke kantor sekarang cukup 20-30 menit saja..

Selama di kampus sama sekali ga rajin belajar, tapi Alhamdulillah lulus 8 semester. DI kelas sama sekali ga aktif, bangku paling belakang sudah pasti milik gw, tanya anak-anak angkatan 2006 yang pernah sekelas sama gw..haha..udah PASTI di belakang tempatnya Gifar, Ulil, Ronald, Soniwell, Aseng. Haha. In the meantimeI was quite active in the student organization and  I’ve learned a lot of life lessons  during that period.  Masa kuliah ini benar-benar menjadi periode pendewasaan diri bagi gw pribadi. Entah karena gw yang telat dewasa atau terlalu cuek saat SMA, tapi pada masa kuliah, gw berhasil menemukan makna hidup sekaligus tujuan hidup gw.


Duhai Gifar,

Janganlah kau lupa betapa indahnya berbagi..
Janganlah kau lupa indahnya binar mata mereka..
Janganlah kau lupa betapa nikmatnya saling peduli..
Janganlah kau lupa nikmatnya membantu sesama..
Janganlah kau lupa betapa beruntungnya dirimu..
Berhak kah kau atas semua keadaanmu itu..
Ini semua fana, ini semua tiada..
Saat getir berubah senyum..
Saat dahaga berhasil terbasuh..
Saat mata sayu itu urung layu..
Saat bibir-bibir suci itu mendoakanmu..
Di sana lah kau temukan bahagiamu..
Ingat itu.

(untuk dibaca saat kau mulai berkompromi dengan realita..)

No comments:

Post a Comment

Mulutmu Harimau-mu..